Sabtu, 17 September 2016

ALIRAN FILSAFAT



14 Macam Aliran Filsafat

1.      Rasionalisme

Yang merupakan aliran filsafat yang sangat mementingkan rasio, didalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun sutau ilmu pengetahuan tanpa harus menghiraukan realitas diluar rasio

2.      Empirisme

Pada aliaran ini berpendapat bahwa pada bidang pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi yang merupakan yang paling jelas dan sempurna.

3.      Kritisisme

Yang merupakan aliran filsafat yang menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh sebab itu kritisisme sangat berbeda corak dengan rasionalisme yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak.

4.      Idealisme

aliran filsafat yang menganggap bahwa realitas ini terdiri dari ide-ide pikiran-pikiran akal atau jiwa dan bukan benda material dan kekuatan.

5.      Naturalisme

Merupakan paham pendirian bahwa setiap bayi lahir dalam kedaan suci dan dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat berkembang secara alamiah. Karena itu pendidikan pada dasarnya sekedar merupakan suatu proses pemberian kemudahan agar anak dapat berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya.

6.      Positivisme

Positivisme berasal dari kata ( positi ) yang artinya dengan faktual yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta pengetahuan tidak boleh melebihi fakta. Positivisme hanya mengandalkan fakta-fakta belaka bukan berdasarkan pengalaman seperti empirisme.

7.      Materialisme

Yang merupakan aliran yang menganggap bahwa didunia ini tidak ada selain materi atau nature ( alam ) dan dunia fisik adalah satu. Faham materialisme ini tidak memerlukan dalil-dalil yang muluk-muluk dan abstrak juga teorinya jelas berpegang pada kenyataan-kenyataan yang jelas dan mudah dapat dimnegerti.

8.      Fenomenalisme

Aliran atau faham yang menganggap bahwa fenomenalisme ( gejala ) ialah sumber pengetahuan dan kebenaran. Seorang fenomenalisme suka melihat gejala, berbeda dengan seorang ahli imu positif yang mengumpulkan sebuah data, mencari korelasi dan fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori, fenomenalisme bergerak dibidang yang pasti.

9.      Intusionalisme

Suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi ( naluri/perasaan ) ialah sumber pengetahuan dan kebenaran intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan pada penalaran dan tidak bercampur aduk dengan perasaan.

10.  Sekularisme

Merupakan suatu proses pembebasan manusia dalam berpikirnya dan dalam berbagai aspek kebudayaan dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika sehingga bersifat duniawi belaka sekularisme bertujuan member interprestasi atau pengertian terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada tuhan kitab suci dan hari kemudian.

11.  Monisme

Monisme ( monism ) yang berasal dari kata yunani yaitu monos ( sendiri, tunggal ) secara istilah monisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa unsure pokok dari segala sesuatu adalah unsure yang bersifat tunggal/esa.

12.  Dualisme

Dualisme ( dualism ) yang berasal dari kata latin yaitu duo ( dua ). Dualism ialah ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang berlainan dan bertolak belakang masing-masing substansi bersifat unik dan tidak dapat direduksi.

13.  Pluralisme

Pluralisme ( pluralism ) yang berasal dari kata pluralis ( jamak ) aliran ini menyatakan bahwa realitas tidak terdiri dari satu subsatansi atau dua substansi tetapi banyak substansi yang bersifat independen satu sama lain. Sebagai konsekuensinya alam semesta pada dasarnya tidak memiliki kesatuan, kontinuitas, harmonis dan tatanan yang koheren, rasional dan fundamental.

14.  Eksistensialisme

Kata dasar eksistensi ( existency ) ialah existyang berasal dari bahasa latin ex yang berarti keluar dan sister yang berarti berdiri. Jadi eksistensi ialah berdiri dengan keluar dari diri sendiri, artinya dengan keluar dari dirinya sendiri manusia sadar tentang dirinya sendiri, ia berdiri sebagai aku atau pribadi. Pikiran semacam ini dalam bahasa jerman disebut dasein ( da artinya disana, sein artinya berada ).
Dari penjabaran diatas dapat diambil pengertian bahwa cara berada manusia itu menunjukkan bahwa ia merupakan kesatuan dengan alam jasmani, ia satu susunan dengan alam jasmani, manusia selalu mengkonstruksi dirinya, jadi ia tidak pernah selesai. Dengan demikian manusia selalu adalam kedaan membelum, ia selalu sedang ini atau sedang itu.
Untuk lebih jelasnya lagi tentang filsafat eksistensialisme ini perlu kiranya dibedakan dengan filsafat eksistensi.
Yang dimaksud dengan filsafat eksistensi ialah benar-benar seperti arti katanya, yaitu filsafat yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral. Sedangkan filsafat eksistensialisme ialah aliran filsafat yang menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain tidaklah sama.

Daftar Pustaka 
http://www.dosenpendidikan.com/14-macam-aliran-filsafat-yang-merubah-pola-pikir-manusia/

Objek Kajian Filsafat, Tujuan dan Manfaat Mempelajari Filsafat




A. Objek Kajian Filsafat
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek filsafat itu bukan main luasnya”, tulis Louis Katt Soff, yaitumeliouti segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia. Oleh karena itu manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif, maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dan mungkin ada menurut akal piirannya. Jadi objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya.
Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan forma. Objek material ini banyak yang sama dengan objek material sains. Sains memiliki objek material yang empiris. Filsafat menyelidiki onjek filsafat itu juga tetapi bukan bagian yang empiris melainkan bagian yang abstrak. Sedang objek forma filsafat tiada lain ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek materi filsafat (yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada).
Dari uraian yang tertera diatas, maka jelaslah bahwa:
1.      Objek materia filsafat ialah sarwa-yang-ada yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok, yakni:
                  a.       Hakekat Tuhan
                  b.      Hakekat Alam, dan
                  c.       Hakekat Manusia.
2.      Objek forma filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai ke akhirya) tentang objek materi filsafat (sarwa-yang-ada).

B.     Tujuan Mempelajari Filsafat
1.     Menurut Harold H. Titus, tujuan filsafat adalah pengertian dan kebiksanaan (understanding and wisdom). Jadi dapat ditarik makna bahwa mempelajari filsafat yaitu untuk bisa berpikir secara radik dan bijaksana.
2.    Dr. Oemar A. Hoesin mengatakan: ilmu memberi kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun tertib akan kebenaran.
3.    S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya : filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran).
4.      Radakrishman, dalam bukunya , History of philosophy menyebutkan: Tugas filsafat bukan hanya sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan,  menentukan arah dan menuntun pada jalan baru yaitu kebenaran.
5.      Soemadi Soejabrata menyatakan bahwa mempelajari filsafat adalah untuk mempertajam pikiran.
6.    H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui , namun harus dipraktikkan dalm kehidupan sehari-hari.
     Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan mempelajari filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian).
 

C. Manfaat Mempelajari Filsafat
Manfaat filsafat yang terpenting adalah kemampuannya untuk memperluas bidang-bidang keinsafan kita, untuk menjadi lebih hidup, lebih bergaya, lebih kritis, dan lebih cerdas. Dalam beberapa lapangan pengetahuan spesialisasi terdapat sekelompok fakta yang jelas dan khusus, mahasiswa diberi problema sehingga mereka dapat memperoleh kemampuan untuk mendapatkan jawaban yang cepat dan mudah. Akan tetapi dalam filsafat terdapat pandangan yang berbeda-beda dan harus dipikirkan, dan ada pula problema-problema yang belum terpecahkan tetapi penting bagi kehidupan kita. Dengan begitu maka rasa keheranan si mahasiswa, rasa ingin tahu dan kesukaannya dalam bidang pemikiran akan tetap hidup.
          Sebagaimana yang dikatakan oleh para filosof zaman purba, filsafat adalah mencari kebijaksanaan. Kita mengerti bahwa seseorang mungkin memiliki pengetahuan yang banyak tetapi tetap dianggap orang bodoh yang berilmu. Dalam zaman kita yang penuh dengan kekalutan dan ketidakpastian, kita memerlukan ilmu pengarahan (sense of direction). Kebijaksanaan akan memberi kita ilmu tersebut, ia adalah soal nilai-nilai. Kebijaksanaan adalah penanganan yang cerdik terhadap urusan-urusan manusia. Kita merasakan tidak enak dari segi pemikiran jika kita dihadapkan pada pandangan dunia yang terpecah-pecah dan terbaur. Tanpa kesatuan pandangan dan response, jiwa kita akan terbagi, filsafat akan sangat berguna bagi kiata karena ia memberikan kita integrasi dalam membantu kita mengetahui arti dari eksistensi manusia.