A. Objek Kajian Filsafat
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek
yang dipikirkan oleh filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek
filsafat itu bukan main luasnya”, tulis Louis Katt Soff, yaitumeliouti segala
pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia. Oleh karena
itu manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif, maka manusia sesuai dengan
tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dan mungkin ada
menurut akal piirannya. Jadi objek filsafat ialah mencari keterangan
sedalam-dalamnya.
Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan
menjadi dua, yaitu objek material dan forma. Objek material ini banyak yang
sama dengan objek material sains. Sains memiliki objek material yang empiris.
Filsafat menyelidiki onjek filsafat itu juga tetapi bukan bagian yang empiris
melainkan bagian yang abstrak. Sedang objek forma filsafat tiada lain ialah
mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek materi filsafat (yakni
segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada).
Dari uraian yang tertera diatas, maka jelaslah bahwa:
1.
Objek materia filsafat ialah sarwa-yang-ada yang
pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok, yakni:
a.
Hakekat Tuhan
b. Hakekat Alam, dan
c.
Hakekat Manusia.
2.
Objek forma filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai ke akhirya) tentang objek materi
filsafat (sarwa-yang-ada).
B. Tujuan Mempelajari Filsafat
1. Menurut Harold H. Titus, tujuan
filsafat adalah pengertian dan kebiksanaan (understanding and wisdom).
Jadi dapat ditarik makna bahwa mempelajari filsafat yaitu untuk bisa berpikir
secara radik dan bijaksana.
2.
Dr. Oemar A. Hoesin mengatakan: ilmu
memberi kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat
memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun
tertib akan kebenaran.
3.
S. Takdir Alisyahbana menulis dalam
bukunya : filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati,
sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran).
4.
Radakrishman, dalam bukunya ,
History of philosophy menyebutkan: Tugas filsafat bukan hanya sekedar
mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju.
Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru
yaitu kebenaran.
5.
Soemadi Soejabrata menyatakan bahwa
mempelajari filsafat adalah untuk mempertajam pikiran.
6. H. De Vos berpendapat bahwa filsafat
tidak hanya cukup diketahui , namun harus dipraktikkan dalm kehidupan
sehari-hari.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan mempelajari filsafat adalah
mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir),
etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian).
C.
Manfaat Mempelajari Filsafat
Manfaat filsafat yang
terpenting adalah kemampuannya untuk memperluas bidang-bidang keinsafan kita,
untuk menjadi lebih hidup, lebih bergaya, lebih kritis, dan lebih cerdas. Dalam
beberapa lapangan pengetahuan spesialisasi terdapat sekelompok fakta yang jelas
dan khusus, mahasiswa diberi problema sehingga mereka dapat memperoleh
kemampuan untuk mendapatkan jawaban yang cepat dan mudah. Akan tetapi dalam
filsafat terdapat pandangan yang berbeda-beda dan harus dipikirkan, dan ada
pula problema-problema yang belum terpecahkan tetapi penting bagi kehidupan
kita. Dengan begitu maka rasa keheranan si mahasiswa, rasa ingin tahu dan
kesukaannya dalam bidang pemikiran akan tetap hidup.
Sebagaimana yang dikatakan oleh para filosof zaman purba, filsafat adalah
mencari kebijaksanaan. Kita mengerti bahwa seseorang mungkin memiliki
pengetahuan yang banyak tetapi tetap dianggap orang bodoh yang berilmu. Dalam
zaman kita yang penuh dengan kekalutan dan ketidakpastian, kita memerlukan ilmu
pengarahan (sense of direction). Kebijaksanaan akan memberi kita ilmu
tersebut, ia adalah soal nilai-nilai. Kebijaksanaan adalah penanganan yang
cerdik terhadap urusan-urusan manusia. Kita merasakan tidak enak dari segi
pemikiran jika kita dihadapkan pada pandangan dunia yang terpecah-pecah dan
terbaur. Tanpa kesatuan pandangan dan response, jiwa kita akan terbagi,
filsafat akan sangat berguna bagi kiata karena ia memberikan kita integrasi
dalam membantu kita mengetahui arti dari eksistensi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar