OBJEK
MATERIAL DAN OBJEK FORMAL LOGIKA
Psikologi, sosiologi
dan pedagogic objek materinya (suatu lapangan, bidang atau materi) adalah
manusia. Objek formalnya berbeda. Objek formal psikologi adalah aktivitas, jiwa
dan kepribadian manusia secara individual yang dipelajari lewat tingkah laku.
Objek formal sosiologi adalah hubungan antar manusia dalam kelompok an antar
kelompok dalam masyarakat, sedangkan objek formal pedagogic ialah kegiatan
manusia untuk menuntun perkembangan manusia lainnya ke tujuan tertentu.
Korespodensi:
kesesuaian antara apa yang diketahui dengan objek materialnya. Jika apa yang
diketahui sifatnya abstrak, maka korespodensi tidak akan terjadi.
Sesungguhnya objek
material logika adalah manusia itu sendiri (pemikiran), deangkan objek
formalnya ialah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang lurus,
rasional, tepat dan teratur yang terlihat oleh unkapan pikirnya yang diwujudkan
dalam bahasa. Meningkatkan kemampuan berabstraksi (menyajikan bentuk dan sifat
ide, tanpa menunjukkan badannya. Missal : keindahan, kemanusiaan).
Guna Logika :
1.
Untuk berpikir rasional, kritis, tertib,
metodis, tepat dan koheren.
2.
Meningkatkan kemampuan berpikir abstrak,
cermat dan objektif.
3.
Menambah kecerdasan, meningkatkan
ketajaman dan kemandirian berpikir.
4.
Cinta ilmu pengetahuan dan menghindari
kekeliruan serta kesesatan.
Logika dibangun oleh dua unsur utama,
yaitu :
1. Pernyataan
awal yang telah diketahui kebenarannya dan disebut sebagai pangkal pikir (premise).
2. Pernyataan berikutnya yang merupakan
kesimpulan (conclusion). Saat itu
logika lebih dikenal dengan penalaran analitika.
Persoalan logika ialah :
1.
Apa yang dimaksud dengan pengertian
(konsep)?
2.
Apa yang dimaksud dengan putusan (proporsisi)?
3.
Apa yang dimaksud dengan penyimpulan (inferensi)?
4.
Apa aturan untuk dapat menyimpulkan
secara lurus?
5.
Apa macam silogisme?
6.
Apa macam sesat pikir (fallacy)?
Dapus : Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar