Sabtu, 10 Desember 2016

OBJEK MATERIAL DAN OBJEK FORMAL LOGIKA

OBJEK MATERIAL DAN OBJEK FORMAL LOGIKA

Psikologi, sosiologi dan pedagogic objek materinya (suatu lapangan, bidang atau materi) adalah manusia. Objek formalnya berbeda. Objek formal psikologi adalah aktivitas, jiwa dan kepribadian manusia secara individual yang dipelajari lewat tingkah laku. Objek formal sosiologi adalah hubungan antar manusia dalam kelompok an antar kelompok dalam masyarakat, sedangkan objek formal pedagogic ialah kegiatan manusia untuk menuntun perkembangan manusia lainnya ke tujuan tertentu.
Korespodensi: kesesuaian antara apa yang diketahui dengan objek materialnya. Jika apa yang diketahui sifatnya abstrak, maka korespodensi tidak akan terjadi.
Sesungguhnya objek material logika adalah manusia itu sendiri (pemikiran), deangkan objek formalnya ialah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang lurus, rasional, tepat dan teratur yang terlihat oleh unkapan pikirnya yang diwujudkan dalam bahasa. Meningkatkan kemampuan berabstraksi (menyajikan bentuk dan sifat ide, tanpa menunjukkan badannya. Missal : keindahan, kemanusiaan).
Guna Logika :
     1.      Untuk berpikir rasional, kritis, tertib, metodis, tepat dan koheren.
     2.      Meningkatkan kemampuan berpikir abstrak, cermat dan objektif.
     3.      Menambah kecerdasan, meningkatkan ketajaman dan kemandirian berpikir.
     4.      Cinta ilmu pengetahuan dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.
     Logika dibangun oleh dua unsur utama, yaitu :
     1.      Pernyataan awal yang telah diketahui kebenarannya dan disebut sebagai pangkal pikir (premise).
   2.   Pernyataan berikutnya yang merupakan kesimpulan (conclusion). Saat itu logika lebih dikenal dengan penalaran analitika.
Persoalan logika ialah :
      1.      Apa yang dimaksud dengan pengertian (konsep)?
      2.      Apa yang dimaksud dengan putusan (proporsisi)?
      3.      Apa yang dimaksud dengan penyimpulan (inferensi)?
      4.      Apa aturan untuk dapat menyimpulkan secara lurus?
      5.      Apa macam silogisme?

      6.      Apa macam sesat pikir (fallacy)?

Dapus : Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar