Sabtu, 22 Oktober 2016

JENIS-JENIS FILSAFAT PENDIDIKAN



      1.      Filsafat Pendidikan Idealisme
Inti dari ajaran filsafat pendidikan idealisme adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi kehidupan manusia, roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut dengan penjelmaan dari roh atau sukma.
Menurut paham idealisme guru harus membimbing atau mendiskusikan dengan pesrta didik bukan prinsip-prinsip ekternal, malainkan sebagai kemungkinan-kemungkinan yang perlu dikembangkan, serta juga harus diwujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Pendidikan bukan menjejalkan pengetahuan dari luar kedalam diri seseorang, melainkan memberikan kesempatan untuk membangun atau mengkonstruksikan pengalaman dalam diri seseorang.
      2.      Filsafat Pendidikan Realisme
Realisme dalam berbagai bentuk menurut ahli menarik garis pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada umumnya cenderung ke arah dualisme atau monisme materialistik. Seorang pengikut materialisme mengatakan bahwa jiwa dan materi sepenuhnya sama. Jika demikian halnya, sudah tentu dapat juga sama-sama dikatakan jiwa adalah materi seperti mengatakan materi adalah niwa. Tetapi apakah orang berusaha melacak roh samapai kepada materi ataukah materi sampai kepada roh? 
Sistem pendidikan realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.hubungan fisik yang berbeda.
      3.      Filsafat Pendidikan Materialisme
Karakteristik umum pendidikan yang menganut filsafat materialime pendidikan adalah semua sains seperti biologi, kimia, psikologi, fisika, sosiologi, ekonomi, dan yang lainnya ditinjau dari dasar fenomena materi yang berhubungan secara kasual (sebab akibat), apa yang dikatakan jiwa dan segala kegiatannya adalah merupakan suatu gerakan yang kompleks dari otak, sistem urat saraf, atau oragan-organ tubuh lainnya, apa yang disebut dengan nilai dan cita-cita, makna dan tujuan hidup, keindahan dan kesenangan serta kebebasan, hanyalah sekedar nama nama atau semboyan, simbol subyektif manusia untuk situasi atau hubungan fisik yang berbeda. Jadi semua fenomena sosial maupum alam fenomena psikologi adalah merupakan bentuk-bentuk tersembunyi dari realitas fisik. Hubungan-hubungannya dapat berubah secara kasual. 
      4.      Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Pendidikan dalam paham ini bukan merupakan suatu proses pembentukandari luar, dan juga bukanmerupakan suatu pemerkahan kekuatan-kekuatan laten dengna sendirinya, melainkan merupakan suatu proses reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu, yangberarti bahwa setiap manusia belajar dari pengalaman. 
      5.      Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaan-pengalaman individu. Eksistensi adalah cara manusia hidup. Pendidikan, proses pembelajaran, harus berlangsung sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, tidak ada pemaksaan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, melainkan ditawarkan. Tuntunlah peserta didik agar dapat menemukan dirinya dan kesadaran akan dunianya. Guru endaknya memberian kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu menemukan makna dari kehidupan mereka.
      6.      Filsafat Pendidikan Progresivisme
Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia berkembang terus menerus dalam suatu daerah yang positif. Apa yang dipandang benar sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, peserta didik bukan dipersiapkan untuk menghidupi kehidupan masa kini, melainkan mereka harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa datang.
Guru atau pendidik harus berperan sebagai pembimbing dan fasilitator agar peserta didik terdorong atau terbantu untuk mempelajari dan memiliki pengalaman tentang hal-hal yangpenting bagikehidupan mereka, bukan memberikan sejumlah kebenaran yang disebut abadi. Yang penting adalah bahwa guru atau pendidik harus memfasilitasi peserta didik agar memiliki kesempatan yang luas untuk bekerja sama atau kooperatif di dalam kelompok, memecahka masalah yang dipandang penting oleh kelompok bukan oleh guru, dalam kelompoknya.
      7.      Filsafat Pendidikan Perenialisme
Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan.Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya.

Minggu, 09 Oktober 2016

MANFAAT FILSAFAT BAGI KEHIDUPAN



Dengan befikir filsafat, kita dapat mengatasi kemelut hidup. Hal ini dapat terjadi karena dengan memahami apa itu filsafat, maka kita dapat menggunakannya atau menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengarah kepada jalur yang tidak pernah diharapkan sebelumnya.
Beragam masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan pendekatan-pendekatan teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik teknis, pendekatan teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, apapun profesi sehari-hari mereka. Jalan hidup filsafat menawarkan pencerahan yang menggairahkan.
Filsafat timbul karena kodrat manusia. Manusia mengerti bahwa hidupnya tergantung dari pengetahuannya. Pengetahuan itu digunakan untuk menyempurnakan kehidupannya. Karena konsekuensi dari pandangan filsafat itu sangat penting dan menentukan sikap orang terhadap dirinya sendri, terhadap orang lain, dunia, dan tuhannya. Tingkah laku manusia berlainan sekali dengan tingkah laku hewan, manusia adalah merdeka,ia dapat mengerti, menciptakan kebudayaan, ilmu pengetahuan.
Filsafat itu  berhubungan erat dengan sikap orang dan pandangan  hidup manusia, justru karena filsafat mempersoalkan dan menanyakan sebab – sebab yang terakhir dari kesmua yang ada.
Apabila filsafat dijadikan suatu ajaran hidup maka ini berarti bahwa orang mengharapkan dari filsafat itu dasar – dasar ilmiah yang dibutuhkannya nuntuk hidup. Filsafat diharapkan memberikan petunjuk – petunjuk tentang bagaimana kita harus hidup untuk menjadi manusia sempurna, baik, susila dan bahagia.

MANFAAT FILSAFAT PENDIDIKAN



pendidikan sangat terkait dengan aktivitas mula manusia yang tugas utamanya adalah membantu mengembangkan humanitas manusia untuk menjadi manusia yang berkepribadian mulia dan utama menurut karakteristikidealitas manusia yang didinginkan. hal ini sangat diperlukan mengigat manusia memiliki potensi-potensi dalam taraf kodrat human dignity (martabat manusia) yang memilki kesadaran diri dalam yang mendorong untuk merealisasikan berbagai potensinya, sehingga berkembang dengan baik menjadi self realization (realisasi diri) yang akan menetukan bagi petunjukan jati dirinya yang ideal, agar dapat berfungsi dan bermanfaat bagi kehidupannya secara individu maupun social kemasyarakat.
kualitas suatu masyarakat memiliki hunungan stategis dengan dunia pendidikan, utamanya dunia sekolahan, karena didalamnya ada upaya yang sungguh-sungguh tentang kependidikan untuk mempersiapkan generasi yang terampil dan memilki ilmu-ilmu  pengerahuan dengan dilandasi pada iman dan taqwa kepada Tuhan YME dalam konteksnya yang luas.
adapaun manfaat filsafat diantaranya sbagai berikut:
     Ø  bahwa sekolah cenderung akan  untuk mengupayakan perubahan-perubahan tingkah laku yang merupakan cerminan dari setiap individu yang bernaung dalam suatu masyarakat.
     Ø  pendidikan sekolah dapat dilihat sebagai manusia sejatinya yang disengaja, terarah, dan terata sedemikian  rupa untuk menuju pembentukan manusia-manusia yang ideal bagi kehidupan dan penyempurnaanya.
     Ø  pendidikan dan nilai nilai yang dianut sebagai suatu landasan  berfikir dan berbuat dalam tatanan hidup suatu masyarakat. slanedangkan untuk pendidik dan anak didik sebagai subyek-subyek yang terlihat langsung dalam pelaksanaan pendidikan.
      Ø  hakikat pengetahuan dan nilai sebagai aspek penting yang dikembangkan dalam aktivitas pendidikan.
      Ø  hakikat kurikulum sebagai tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam proses kependidikan menuju peraihan tujuan.
     Ø  hakikat meode dan strategi  pembelajaran yang memungkinkan penumbuhkembangan potensi subyek didik.
    Ø  alternative-alternatif yang mungkin dilalui dalam pengembangan sumber daya manusia baik menyagkut prinsip-prinsip, metode maupun alat-alat pendukung peraihan tujuan.
     Ø  ketrkaitan dunia dengan lembaga-lembaga lain dalam lingkup masyarakat, seperti pendidikan dan dunia politik, pendidikan dan system pemerintahan, pendidikan, tata hokum dan adat dalam masyarakat
     Ø  keterkaitan dunia kependidikan dengan perubahan-perubahan taraf hidup dalam masyarakat
  Ø  aliran-aliran filsafat yang tumbuh dan berkembang dalam memecahkan berbagai ragam problem kependidikan
    Ø  keterkaitan pendidikan sebagai suatu lembaga dengan ideology yang dianut dan yang berkembang dalam suatu masyarakat.
            filsafat pendidikan diharapkakn dapat mencapai kompetensi sebagai berikut:
      ·         menghargai kedudukana akal pikiran manusia
      ·         filsafat merupakan sumber perenungan yanga dalam dan kontinou
      ·         menyakini hasil pikiran sebagai sumber kebenaran
      ·         pemikiran sebebas bebasnya
      ·         pemikiran rasional, kritis
      ·         tidak dibelenggu oleh idiologi, kepercayaan/agama
      ·         mewaspadai atau menolak gagasan kebenaran absolute
      ·         kontruktivisme bebas dalam berpikir
      ·         rekontruksi konsep dan teori
      ·         merespon adanya krisis ilmu
      ·         menumbuhkembangkan moralitas ilmu pengetahuan
      ·         pengetahuan filsafat bersifat abstrak
      ·         filsafat memilki konsep dan teori-teori filosofis tentang segala sesuatu
      ·         filsafat memiliki paradigm dan metode-metode tersendiri

Sabtu, 08 Oktober 2016

PENGERTIAN FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN


         PENGERTIAN FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN
filsafat dan pendidikan memang merupakan dua istilah yang terdiri pada makna dan hakikat masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan kedalam satu tema khusus, maka ia pun memiliki makna tersendiri yang menunjuk kedalam suatu kesatuan pengertian yang tidak dipisahkan. namun filsafat pendidikan telah dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, namun bukanlah berarti bahwa kajiannya hanya sekedar menelaah sendi-sendi pendidikan atau filsafat semata. filsafat pendidikan adalah bagian yang tidak dipisahkan dar filsafat secara keseluruan, baik dalam system maupun metode.
Sedangkan filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno oleh seorang Arab dengan mengalami sedikit perubahan bunyi  yaitu, falsafat  dan oleh orang Indonesia disebut dengan filsafat . menurut Harold H.Titus berpendapat bahwa filsafat adalah sekumpulan sikap hidup yang terbentuk dari sikap berpikir kritis tentang realitas kehidupan dan alam.  sedangkan ilmu pendidikan merupakan sebuah system pengetahuan tentang pendidikan yang dilakukan melalui riset. menurut  Mat Brodbeck dalam logic and Scientific Menthind in Research, yang dimuat dalam Handbooj of Reseach on Teaching, setiap ilmu yang berisi sejumlah besar istilah yang disebut konsep, yang tidak lain merupakan apa yang kita pikirkan berdasarkan pengalaman (Novak: 18 dan Brodbeck: 48).
Filsafat pendidikan secara langsung memberikan perhatiannya pada apa yang merupakan kegiatan filsafat secara keseluruhan, baik dalam system maupun dalamorientasi. yang membedakan aktivitasnya hanya pada kosentrasinya yang ditunjukkan untuk menganalisis realitas yang terbatasa dalam  berbagai problem dan isu pendidikannya.
Para ahli banyak memberikan define tentang filsafat pendidikan, namun kesemuanya hamper sepakat untuk mengatakan bahwa filsafat pendidikan mengandung makan kritis, sistematis, dan rapikal tentang berbagai masalah kependidikan guna pencaharian konsep-konsep dan gagasan-gagasan yang dapat mengarahkan manusia dalam rancangan yang integral agar kependidikan benar-benar dapat menjawab kebutuhan masyarakat dalam rangka kemajuan-kemajuan. berikut ini beberapa definisi yang telah diberikan para ahli  terhadap filsafat pendidikan:
1. Omar Mohammad Al-Thoummy al-Syaibany meyebutkan, bahwa filsafat pendidikan adalah pelaksanaan pendangan filsafat dan kaidah-kaidah filsafat dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut dengan pendidikan.
2.   M. Arifin Ed. mengemukakan, bahwa filsafat pendidikan adalah upaya memikirkan permasalahan pendidikan
3.      Ali Khalid Abu al-ainain. mengemukakan bahwa, filsafat pendidikan merupakan upaya berfikir filosofis tentang realitas kependidikah dalam hal ini, sehingga melahirkan teori-teori pendidikan yang berguna bagi kemajuan aktivitas pendidikan itu sendiri.
4.   B.Othanel Smith, philosophy of education, Encyclopedia of Educational research, hlm.957-963) mengemukakan bahwa, filsafat pendidikan adalah menyelidiki hakikat pelaksaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara, dan hasilnya, serta hakikat ilmu pendidikan, yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap stuktur dan kegunaanya.
5.    Muhammad Labib al-Najihi: Filsafat pendidikan adalah suatu aktivitas yang teratur yang menjadikan filsafat itu sebagai jalan mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.
6.     Kilpatrik dalam Buku Philosophy of Education menyebutkan "Philisophizing and education are, then, but two stages of the same endeavo; Philisophizing to think out better values and idealism, education to realize these in life, in human personality. Education acting out of the best direction philosophizing in can give, tries and beginning primarly wit h the young, t o lead people to build critrised values to their characters, and in this way to get the highest ideals of philosophy progressively embodied in their lives." Berfilsafat dan mendidik adalah dua fase dalam satu usaha. Berfilsafat adalah memikirkan dan mempert imbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik ialah usaha merealisasi nilai-nilai dan cita-cita itu didalam kehidupan dan dalam kepribadian manusia. Mendidik ialah mewujudkan nilai-nilai yang disumbangkan filsafat, dimulai dengan generasi muda, untuk membimbing rakyat membina nilai-nilai di dalam kepribadian mereka, dan melembagakannya dalam kehidupan mereka.
7.   John Dewey memandang pendidikan sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan(emotional) menuju kearah tabi’at manusia, maka filsafat juga dapat diartikan sebagai teori umum pendidikan (Democracy and Educat ion, p. 383)
8.      Prof. Brameld berkata tentang filsafat pendidikan : That is, we should bring philosophy to bear upon the problems of education as effiently…Kita harus membawa filsafat guna mengatasi persoalan-persoalan pendidikan secara efisien, jelas, dan sistematis sedapat mungkin…); 
9.   Van Cleve Morris menyatakan : “Secara ringkas kita mengatakan bahwa pendidikan adalah studi filosofis, karena ia pada dasarnya, bukan alat social semata untuk mengalihkan cara hidup secara menyeluruh kepada setiap generasi, akan tetapi ia juga menjadi agen (lembaga) yang melayani hati nurani masyarakat dalam perjuangan mencapai hari depan lebih baik (Van Cleve Morris, Becamingan Education, p.57 dalam buku Filsafat Pendidikan Islam, Prof HM. Arifin, Med, p. 3)