1.
Filsafat Pendidikan Idealisme
Inti dari ajaran filsafat pendidikan idealisme adalah
manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan
dengan materi kehidupan manusia, roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat
yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut dengan penjelmaan dari roh
atau sukma.
Menurut paham idealisme guru harus membimbing atau
mendiskusikan dengan pesrta didik bukan prinsip-prinsip ekternal, malainkan
sebagai kemungkinan-kemungkinan yang perlu dikembangkan, serta juga harus
diwujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Pendidikan bukan menjejalkan pengetahuan
dari luar kedalam diri seseorang, melainkan memberikan kesempatan untuk
membangun atau mengkonstruksikan pengalaman dalam diri seseorang.
2.
Filsafat
Pendidikan Realisme
Realisme dalam berbagai bentuk menurut ahli menarik garis
pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada umumnya
cenderung ke arah dualisme atau monisme materialistik. Seorang pengikut
materialisme mengatakan bahwa jiwa dan materi sepenuhnya sama. Jika demikian
halnya, sudah tentu dapat juga sama-sama dikatakan jiwa adalah materi seperti
mengatakan materi adalah niwa. Tetapi apakah orang berusaha melacak roh samapai
kepada materi ataukah materi sampai kepada roh?
Sistem pendidikan realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau
lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya
sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.hubungan fisik
yang berbeda.
3. Filsafat
Pendidikan Materialisme
Karakteristik umum pendidikan yang menganut filsafat
materialime pendidikan adalah semua sains seperti biologi, kimia, psikologi,
fisika, sosiologi, ekonomi, dan yang lainnya ditinjau dari dasar fenomena
materi yang berhubungan secara kasual (sebab akibat), apa yang dikatakan jiwa
dan segala kegiatannya adalah merupakan suatu gerakan yang kompleks dari otak,
sistem urat saraf, atau oragan-organ tubuh lainnya, apa yang disebut dengan
nilai dan cita-cita, makna dan tujuan hidup, keindahan dan kesenangan serta
kebebasan, hanyalah sekedar nama nama atau semboyan, simbol subyektif manusia untuk
situasi atau hubungan fisik yang berbeda. Jadi semua fenomena sosial maupum
alam fenomena psikologi adalah merupakan bentuk-bentuk tersembunyi dari
realitas fisik. Hubungan-hubungannya dapat berubah secara kasual.
4. Filsafat
Pendidikan Pragmatisme
Pendidikan dalam paham ini bukan merupakan suatu proses
pembentukandari luar, dan juga bukanmerupakan suatu pemerkahan
kekuatan-kekuatan laten dengna sendirinya, melainkan merupakan suatu proses
reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman individu, yangberarti
bahwa setiap manusia belajar dari pengalaman.
5. Filsafat
Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaan-pengalaman individu.
Eksistensi adalah cara manusia hidup. Pendidikan, proses pembelajaran, harus berlangsung
sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, tidak ada pemaksaan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, melainkan ditawarkan. Tuntunlah peserta
didik agar dapat menemukan dirinya dan kesadaran akan dunianya. Guru endaknya
memberian kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan memberi mereka
pengalaman-pengalaman yang akan membantu menemukan makna dari kehidupan mereka.
6. Filsafat
Pendidikan Progresivisme
Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia
berkembang terus menerus dalam suatu daerah yang positif. Apa yang dipandang
benar sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu,
peserta didik bukan dipersiapkan untuk menghidupi kehidupan masa kini,
melainkan mereka harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa datang.
Guru atau pendidik harus berperan sebagai pembimbing dan
fasilitator agar peserta didik terdorong atau terbantu untuk mempelajari dan
memiliki pengalaman tentang hal-hal yangpenting bagikehidupan mereka, bukan
memberikan sejumlah kebenaran yang disebut abadi. Yang penting adalah bahwa
guru atau pendidik harus memfasilitasi peserta didik agar memiliki kesempatan
yang luas untuk bekerja sama atau kooperatif di dalam kelompok, memecahka
masalah yang dipandang penting oleh kelompok bukan oleh guru, dalam
kelompoknya.
7.
Filsafat
Pendidikan Perenialisme
Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis
diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan.Untuk
mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme memberikan jalan keluar
yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal
dan teruji ketangguhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar