1.
Klasifikasi Kesulitan Belajar
Menurut Dr. Mulyono Abdurrahman ( 2003 : 11 ):
1) Kesulitan belajar yang berhubungan
dengan perkembangan (developmental
learning disabilities)
Kesulitan
belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan
persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam
penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan umumnya sukar diketahui, baik oleh orang tua maupun guru karena
tidak ada pengukuran-pengukuran yang sistematik seperti halnya dalam bidang
akademik. Kesulitan belajar kelompok ini sering tampak sebagai kesulitan
belajar yang disebabkan oleh tidak dikuasainya keterampilan prasyarat, yaitu
keterampilan yang harus dikuasai lebih dahulu agar dapat menguasai bentuk
keterampilan berikutnya. Meskipun beberapa kesulitan belajar yang berhubungan
dengan perkembangan sering berkaitan dengan kegagalan dalam pencapaian prestasi
akademik, hubungan antara keduanya tidak selalu jelas. Ada anak yang gagal
dalam membaca yang menunjukkan ketidakmampuan dalam fungsi-fungsi
perseptual motorik, tetapi ada pula yang dapat belajar membaca meskipun
memiliki ketidakmampuan dalam fungsi-fungsi perseptual motorik. Kesulitan yang
berhubungan dengan perkembangan sering tampak sebagai kesulitan belajar yang
disebabkan oleh tidak dikuasainya ketrampilan prasyarat (prerequisite skills), yaitu keterampilan yang harus dikuasai lebih
dahulu agar dapat menguaai bentuk keterampila berikutnya. Sedangkan untuk
mencapai prestasi akademik yang memuaskan, seorang anak memerlukan keterampilan
prasyarat. Anak yang memperoleh prestasi belajar yang rendah karena kurang
menguasai keterampilan prasyarat, umumnya dapat mencapai prestasi tersebut.
2)
Kesulitan
belajar akademik (academic learning
disabilities)
Kesulitan
belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi
akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan tersebut meliputi
keterampilan dalam membaca (dyslexia), keterampilan dalam menulis (dysgraphia),
dan keterampilan dalam mata pelajaran matematika atau berhitung (dyscalculia).
Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orang tua
ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik.
2.
Klasifikasi Kesulitan Belajar
Menurut Kirk & Gallagher (1986):
1)
Developmental Learning Disabilities
a. Perhatian (attention disorder) Anak dengan attention disorder akan berespon pada berbagai stimulus yang
banyak. Anak ini selalu bergerak, sering teralih perhatiannya, tidak dapat
mempertahankan perhatian yang cukup lama untuk belajar dan tidak dapat
mengarahkan perhatian secara utuh pada sesuatu hal.
b. Memory
Disorder : Ketidakmampuan
untuk mengingat apa ynag telah dilihat atau didengar ataupun dialami. Anak
dengan masalah memori visual dapat memiliki kesulitan dalam me-recall kata-kata yang ditampilkan
secara visual. Hal serupa juga dialami oleh anak dngan masalah pada ingatan
auditorinya yang mempengaruhi perkembangan bahasa lisannya.
c. Gangguan persepsi visual dan motorik
: Anak-anak dengan gangguan persepsi visual tidak dapat memahami rambu-rambu
lalu lintas, tanda panah, kata-kata yang tertulis, dan symbol visual yang lain.
Mereka tidak dapat menangkap arti dari sebuah gambar atau angka atau memiliki
pemahaman akan dirinya.
d. Thinking
Disorder :
Merupakan kesulitan dalam operasi kognitif pada pemecahan masalah pembentukan
konsep dan asosiasi. Thinking disorder berhubungan dengan gangguan dalam
berbahasa verbal.
e. Language
Disorder :
Merupakan kesulitan belajar yang paling umum dialami pada anak pra-sekolah.
Biasanya anak-anak ini tidak berbicara atau berespon dengan benar terhadap
instruksi atau pernyataan verbal.
2)
Academic Learning Disabilities
Academik Learning Disabilities adalah kondisi yang menghambat
proses belajar yaitu dalam membaca, mengeja, menulis, atau menghitung.
Ketidakmampuan ini muncul pada saat anak menampilkan kinerja di bawah potensi
akademik mereka. Ada klasifikasi lain yang berdasarkan dari jenis gangguan atau
kesulitan yang dialami anak yaitu:
a. Dispraksia, merupakan gangguan pada
keterampilan motorik, anak terlihat kurang terampil dalam melakukan aktivitas
motorik. Seperti sering menjatuhkan benda yang dipegang, sering memecahkan
gelas kalau minum.
b. Disgraphia, kesulitan dalam menulis
ada yang memang karena gangguan pada motoris sehingga tulisanya sulit untuk
dibaca orang lain, ada yang sangat lambat aktivitas motoriknya, dan juga adanya
hambatan pada ideo motorik sehingga sering salah atau tidak sesuai apa yang
dikatakan dengan yang ditulis.
c. Diskalkulia, adalah kesulitan dalam
menghitung dan matematika hal ini sering dikarenakan adanya gangguan pada
memori dan logika.
d. Disleksia, merupakan kesulitan
membaca baik membaca permulaan maupun pemahaman.
e. Disphasia, kesulitan berbahasa
dimana anak sering melakukan kesalahan dalam berkomunikasi baik menggunakan
tulis maupun lisan.
f. Body awarness, anak tidak memiliki
akan kesadaran tubuh sering salah prediksi pada aktivitas gerak mobilitas
seperti sering menabrak bila berjalan.
3.
Klasifkasi Gangguan Belajar
Berdasarkan Penyebab
Ketidakmampuan belajar dapat
dikategorikan baik oleh jenis pengolahan informasi yang dipengaruhi atau oleh
kesulitan tertentu yang disebabkan oleh defisit pengolahan. Gangguan
berdasarkan tahap pengolahan informasi, ketidakmampuan belajar termasuk dalam
kategori berdasarkan pada empat tahap pengolahan informasi yang digunakan dalam
pembelajaran:. Input, integrasi, penyimpanan, dan output
a. Input : adalah informasi yang
dirasakan melalui indera, seperti penglihatan dan pendengaran persepsi.
Kesulitan dengan persepsi visual dapat menyebabkan masalah dengan mengenali
bentuk, posisi dan ukuran barang-barang yang terlihat. Ada dapat masalah dengan
sequencing, yang dapat berhubungan dengan defisit dengan interval waktu
pemrosesan atau persepsi temporal. Kesulitan dengan persepsi pendengaran dapat
membuat sulit untuk menyaring suara bersaing dalam rangka untuk fokus pada
salah satu dari mereka, seperti suara guru. Beberapa anak tampaknya tidak dapat
memproses masukan taktil. Misalnya, mereka mungkin tampak tidak sensitif
terhadap rasa sakit atau tidak suka disentuh.
b. Integrasi : adalah tahapan di mana
masukan dirasakan ditafsirkan, dikategorikan, ditempatkan secara berurutan,
atau terkait dengan pembelajaran sebelumnya. Siswa dengan masalah di
daerah-daerah mungkin tidak dapat menceritakan sebuah cerita dalam urutan yang
benar, tidak dapat mengingat urutan informasi seperti hari-hari dalam seminggu,
mampu memahami sebuah konsep baru, tetapi tidak dapat menggeneralisasikannya ke
area lain dari pembelajaran, atau dapat mempelajari fakta-fakta, tetapi tidak
dapat menempatkan fakta bersama untuk melihat “gambaran besar.” Sebuah kosakata
miskin dapat menyebabkan masalah dengan pemahaman.
c. Penyimpanan: Masalah dengan memori
dapat terjadi dengan memori jangka pendek atau bekerja, atau dengan memori
jangka panjang. Kesulitan memori paling banyak terjadi di wilayah memori jangka
pendek, yang dapat membuat sulit untuk mempelajari materi baru tanpa banyak
pengulangan yang lebih daripada biasanya. Kesulitan dengan memori visual dapat
menghambat belajar mengeja.
d. Output: Informasi keluar dari otak
baik melalui kata-kata, yaitu, bahasa output, atau melalui aktivitas otot,
seperti menunjuk, menulis atau menggambar. Kesulitan dengan output bahasa dapat
membuat masalah dengan bahasa lisan, misalnya, menjawab pertanyaan pada
permintaan, di mana seseorang harus mengambil informasi dari penyimpanan,
mengatur pikiran kita, dan menaruh pikiran ke dalam kata-kata sebelum kita
berbicara. Hal ini juga dapat menyebabkan masalah dengan bahasa yang ditulis
untuk alasan yang sama. Kesulitan dengan kemampuan motorik dapat menyebabkan
masalah dengan keterampilan motorik kasar dan halus. Orang dengan kesulitan
motorik kasar mungkin canggung, yaitu, mereka mungkin rentan terhadap
tersandung, jatuh, atau menabrak sesuatu. Mereka juga mungkin mengalami
kesulitan berjalan, memanjat, atau belajar naik sepeda. Orang dengan kesulitan
motorik halus mungkin mengalami kesulitan mengancingkan kemeja, mengikat tali
sepatu, atau dengan tulisan tangan.
Dapus :
Abdurrahman
Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Nak
Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar