Jumat, 04 November 2016

Pendidikan Menurut Progresivisme



Pendidikan Menurut Progresivisme


Progresivisme lahir sebagai pembaharuan dalam dunia pendidikan.Progresif (berkembang maju) adalah sifat alami kodrat, dan itu berarti perubahan, dan perubahan berarti sesuatu yang baru. Progresivisme mengangggap pendidikan mampu merubah dalam arti membina kebudayaan yang baru yang dapat menyelamatkan manusia bagi hari yang akan datang yang semakin kompleks.
Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif (kearah kemajuan dari keadaan sekarang).Tujuan pendidikan diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus menerus, agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian dan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.
Aliran filsafat progresivisme berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang.Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.Progresivisme mempunyai konsep yang di dasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri.Oleh karena kemajuan atau progress ini menjadi suatu statmen progrevisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan di pandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam.Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum.
Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan.Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan, baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.
Aliran progresivisme memandang kehidupan manusia berkembang terus menerus dalam suatu arah yang positif.Apa yang dipandang benar sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu peserta didik bukanlah dipersiapkan untuk menghidupi masa kini, melainkan mereka harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa yang akan datang.
Berikut beberapa pandangan aliran progresivisme dalam bidang pendidikan, antara lain sebagai berikut:

1. Pendidikan
Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahnwa pendidikan harus terpusat pada anak bukanlah memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Menurut progresivisme, pendidikan selalu dalam proses perkembangan dan sebagai suatu rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus. Progresivisme menekankan enam prinsip mengenai pendidikan dan belajar, yaitu:
  1. Pendidikan seharusnya adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan atau kehidupan.
  2. Belajar harus berhubungan dengan minat anak
  3. Belajar melalui pemecahan masalah hendaknya diutamakan dari pada pemberian bahan pelajaran
  4. Guru berperan dalam pemberi advise, bukan untuk mengarahkan
  5. Sekolah harus menggerakkan kerjasama daripada kompetensi
  6. Demokrasi
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan menurut pandangan aliran progresivisme adalah pendidikan harus memberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan lingkungan yang berbeda dalam proses perubahan secara terus menerus. Yang dimakssud dengan alat-alat adalah keterampilan pemecahan masalah (problem solving) yang dapat digunakan oleh individu untuk menentukan, menganalisis, dan memecahkan masalah.Pendidikan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial, atau dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses perubahan. Selain itu pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik untuk menjadi warga Negara yang demokratis.
Rose belajar terpusatkan pada perilaku cooperative dan disiplin diri dimana kebudayaan sangat dibutuhkan dan berfungsi dalam masyarakat.Tujuan keseluruhan pendidikan adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja dan bekerja dengan otak dan hati.

3. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum disusun sekitar pengalaman siswa, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman sosial.Ketertarikan anak adalah titik tolak bagi pengalaman belajar. Kurikulum progresivisme adalah kurikulum yang tidak beku dan dapat direvisi, sehingga yang cocok adalah kurikulum yang berpusat pada pengalaman.
Sains sosial sering dijadikan pusat pelajaran yang digunakan dalam pengalaman-pengalaman siswa, dan dalam pemecahan masalah serta kegiatan proyek. Pemecahan masalah akan melibatkan kemampuan berkomunikasi, proses matematis, dan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, kurikulum seharusnya menggunakan pendekatan interdisipliner. Buku merupakan alat dalam proses belajar, bukan sumber pengetahuan. Metode yang dipergunakan adalah metode ilmiah dalam ikuiri dan metode problem solving.
Kurikulum dikatakan baik apabila bersifat fleksibel dan eksperimental (pengalaman) dan memiliki keuntungan-keuntungan untuk diperiksa setiap saat.Sikap progresivisme, memandang segala sesuatu berasaskan fleksibilitas, dinamika dan sifat-sifat sejenis, tercermin dalam pandangannya mengenai kurikulum sebagai pengalaman yang edukatif, bersifat eksperimental dan adanya rencana dan susunan yang teratur.
Menurut aliran progresivisme, kurikulum hendaknya:
  • Tidak universal, melainkan berbeda-beda berdasarkan kondisi yang ada
  • Disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan kebutuhan setiap peserta didik
  • Berbasis pada masyarakat
  • Bersifat fleksibel dan dapat berubah atau direvisi.
4. Metode Pendidikan
Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh aliran progresivisme diantaranya adalah:
  1. Metode pendidikan aktif, Pendidikan progresif lebih berupaya penyediaan lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
  2. Metode memonitor kegiatan belajar, mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar berlangsungnya kegiatan belajar tersebut.
  3. Metode penelitian ilmiah, pendidikan progresif merintis digunakannya metode penelitian ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep.
  4. Pemerintahan pelajar, pendidikan progresif memperkenalkan pemerintahan pelajar dalam kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi dalam kehidupan sekolah.
  5. Kerja sama pemerintah dengan keluarga, pendidikan progresif mengupayakan adanya kerjasama antara sekolah dengan keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak untuk, mengekspresikan secara alamiah semua minat dan kegiatan yang diperlukan anak.
  6. Sekolah sebagai laboratorium pembaharuan pendidikan, sekolah tidak hanya tempat untuk belajar tetapi berperan pula sebagai laboratorium dan pengembangan gagasan baru pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar