Jumat, 04 November 2016

Tokoh Filsafat Progresivisme



Tokoh Filsafat Progresivisme

 

1. William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910)
William James seorang psychologist yang lahir di New York pada tanggal 11 januari 1842 dan meninggal pada tanggal 26 Agustus 1910 di Choruroa, New Hemshire. Selain sebagai seorang psikolog, ia juga sebagai filosof Amerika yang sangat terkenal. Paham, ajaran, dan kepribadiannya sangat berpengaruh di berbagai negara Eropa dan Amerika, selain sebagai penulis yang sangat brilian, dosen, dan penceramah dibidang filsafat, ia juga dikenal sebagai pendiri aliran pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksitensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup.Dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.
Jadi, James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.Buku karangannya yang berjudul, prinsiplesofpsycologyyang terbit tahun 1890 yang membahas dan mengembangkan ide-ide tersebut, dengan cepat menjadi ilmu klasik dalam bidang itu, hal inlah yangmengantarkan William James terkenal sebagai ahli filsafat pragmatisme dan empirismeradikal.

2. John Dewey (1859 – 1952)
John Dewey lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermon, dan meninggal pada tanggal 1 Januari 1952 di New York. Ia juga tercatat sebagai salah seorang pendiri filsafat pragmatisme. Ide filsafatnya yang utama berkisar pada problema pendidikan yang konkret, baik teori maupun praktik.Reputasi internasionalnya terletak pada sumbangan pemikirannya dalam bidang filsafat pendidikan progesifisme di Amerika.Dewey juga tidak hanya berpengrauh di kalangan ahli filsafat profesional, tetapi juga karena perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik, dan ilmu jiwa. Selain itu, ia juga tercatat sebagai juru bicara tentang cara-cara kehidupan demokratis yang sangat terkenal di Amerika Serikat.
Aliran progresivisme yang didukung juga oleh filsafat pragmatisme John Dewey yang menyatakan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaaan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekakan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri.Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas. Menurut Dewey pendidikan adalah proses dari kehidupam dan bukan persiapan masa yang akan datang.
Selain itu, ia juga memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi. Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup disekolah saja.Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar.Sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah dimana sekolah itu berada. Untuk itu filsafat progresivisme menghendaki sistem pendidikan dengan bentuk belajar “ sekolah sambil berbuat” atau learning by doing. 

3. Hans Vaihinger (1852 – 1933)
Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis.Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia.Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna.untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar