Tokoh Filsafat Progresivisme
1.
William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910)
William
James seorang psychologist yang lahir di New York pada tanggal 11 januari 1842
dan meninggal pada tanggal 26 Agustus 1910 di Choruroa, New Hemshire. Selain sebagai
seorang psikolog, ia juga sebagai filosof Amerika yang sangat terkenal. Paham,
ajaran, dan kepribadiannya sangat berpengaruh di berbagai negara Eropa dan
Amerika, selain sebagai penulis yang sangat brilian, dosen, dan penceramah
dibidang filsafat, ia juga dikenal sebagai pendiri aliran pragmatisme. James
berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksitensi
organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup.Dia
menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari
mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.
Jadi,
James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan
menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.Buku karangannya yang berjudul,
prinsiplesofpsycologyyang terbit tahun 1890 yang membahas dan mengembangkan
ide-ide tersebut, dengan cepat menjadi ilmu klasik dalam bidang itu, hal inlah
yangmengantarkan William James terkenal sebagai ahli filsafat pragmatisme dan
empirismeradikal.
2.
John Dewey (1859 – 1952)
John
Dewey lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermon, dan meninggal
pada tanggal 1 Januari 1952 di New York. Ia juga tercatat sebagai salah seorang
pendiri filsafat pragmatisme. Ide filsafatnya yang utama berkisar pada problema
pendidikan yang konkret, baik teori maupun praktik.Reputasi internasionalnya
terletak pada sumbangan pemikirannya dalam bidang filsafat pendidikan
progesifisme di Amerika.Dewey juga tidak hanya berpengrauh di kalangan ahli
filsafat profesional, tetapi juga karena perkembangan idenya yang fundamental
dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik, dan ilmu jiwa. Selain
itu, ia juga tercatat sebagai juru bicara tentang cara-cara kehidupan
demokratis yang sangat terkenal di Amerika Serikat.
Aliran
progresivisme yang didukung juga oleh filsafat pragmatisme John Dewey yang
menyatakan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar
dengan perantaaan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Teori Dewey
tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekakan pada anak
didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri.Maka muncullah
"Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School".
Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum
jelas. Menurut Dewey pendidikan adalah proses dari kehidupam dan bukan
persiapan masa yang akan datang.
Selain
itu, ia juga memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi.
Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil
kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding
pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik
tidak cukup disekolah saja.Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah
yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar.Sekolah harus
dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah
sekitar atau daerah dimana sekolah itu berada. Untuk itu filsafat progresivisme
menghendaki sistem pendidikan dengan bentuk belajar “ sekolah sambil berbuat”
atau learning by doing.
3.
Hans Vaihinger (1852 – 1933)
Hans
Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis.Persesuaian
dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir
ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian
di dunia.Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian
itu berguna.untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu
saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar