Aksiologi
Aksiologi (Yunani, axios berarti nilai dan logos
berarti teori atau ilmu.).
Aksiologi (KBBI, kegunaan ilmu pengetahuan bagi
kehidupan manusia, kajian tentang nila-nilai khusunya etika).
Aksiologi (Suriasumantri, teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh).
Aksiologi (Wibisono, nilai-nilai sebagai tolak ukur
kebenaran, etika, dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian,
serta penerapan ilmu).
Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki
manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori
tentang nilai dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika.
Aksiologi terbagi atas tiga bagian (Bramel, 2009),
diantaranya:
1.
Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus
yaitu etika.
2.
Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan disiplin
khusus yaitu keindahan atau estetika.
3.
Socio-political life, yaitu kehidupan sosial politik yang akan melahirkan
filsafat sosial politik.
Nilai bersifat objektif jika tolak ukur suatu
gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan penilaian.
Sedangkan nilai bersifat subjektif apabila subjek berperan dalam memberi
penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.
Ilmu telah berkembang pesat, ilmuan telah mengetahui
apa yang mungkin terjadi jika ada penyalahgunaan ilmu. Ketika ilmu
disalahgunakan maka ilmuan wajib bersikap dan tampil ke depan. “Pengetahuan
adalah kekuasaan”, apakah kekuasaan itu merupakan kebermanfaatan atau justru
malapetaka bagi umat manusia. Ilmu pengetahuan itu bersifat netral dan terbebas
dari nilai-nilai yang mengikat. Ilmu tidak saja memerlukan kemampuan
intelektual namun juga keluhuran moral.
Nilai Kegunaan
Ilmu
Untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu, kita dapat
memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, yaitu:
1. Filsafat sebagai kumpulan teori, digunakan untuk
memahami dan memberi reaksi dunia pemikiran. Jika seseorang ingin ikut
mendukung dan membentuk dunia atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan,
sistem ekonomi, atau sistem politik, sebaiknya mempelajari teori-teori
filsafatnya.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup, digunakan untuk
menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupan. Semua teori ajarannya yang diterima
kebenarannya dilaksanakan dalam kehidupan.
3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan
masalah, filsafat digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan manusia.
Rekayasa genetika dan nuklir merupakan contoh
kemajuan ilmu. Namun hal ini bertentangan dengan nilai moral. Moral hanya mampu
memberikan penilaian yang bersifat aksiologis, bagaimana sebaiknya kita
mempergunakannya untuk keluhuran martabat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar