Senin, 05 Desember 2016

AKSIOLOGI: Nilai Kegunaan Ilmu

Aksiologi
Aksiologi (Yunani, axios berarti nilai dan logos berarti teori atau ilmu.).
Aksiologi (KBBI, kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nila-nilai khusunya etika).
Aksiologi (Suriasumantri, teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh).
Aksiologi (Wibisono, nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika, dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu).
Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika.
Aksiologi terbagi atas tiga bagian (Bramel, 2009), diantaranya:
1. Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu etika.
2. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu keindahan atau estetika.
3. Socio-political life, yaitu kehidupan sosial politik yang akan melahirkan filsafat sosial politik.
Nilai bersifat objektif jika tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan penilaian. Sedangkan nilai bersifat subjektif apabila subjek berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.
Ilmu telah berkembang pesat, ilmuan telah mengetahui apa yang mungkin terjadi jika ada penyalahgunaan ilmu. Ketika ilmu disalahgunakan maka ilmuan wajib bersikap dan tampil ke depan. “Pengetahuan adalah kekuasaan”, apakah kekuasaan itu merupakan kebermanfaatan atau justru malapetaka bagi umat manusia. Ilmu pengetahuan itu bersifat netral dan terbebas dari nilai-nilai yang mengikat. Ilmu tidak saja memerlukan kemampuan intelektual namun juga keluhuran moral.

Nilai Kegunaan Ilmu
Untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, yaitu:
1. Filsafat sebagai kumpulan teori, digunakan untuk memahami dan memberi reaksi dunia pemikiran. Jika seseorang ingin ikut mendukung dan membentuk dunia atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan, sistem ekonomi, atau sistem politik, sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup, digunakan untuk menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupan. Semua teori ajarannya yang diterima kebenarannya dilaksanakan dalam kehidupan.
3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah, filsafat digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan manusia.

Rekayasa genetika dan nuklir merupakan contoh kemajuan ilmu. Namun hal ini bertentangan dengan nilai moral. Moral hanya mampu memberikan penilaian yang bersifat aksiologis, bagaimana sebaiknya kita mempergunakannya untuk keluhuran martabat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar