Jumat, 09 Desember 2016

TAHAP PERKEMBANGAN ILMU

TAHAP PERKEMBANGAN ILMU

Ilmu dapat ditinjau dari sekumpulan pengetahuan ilmiah, atau sekumpulan aktivitas ilmiah atau metode ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Perhatikan perkembangan metode atau sumber dari pengetahuan. Berikut ini perkembangan untuk mendapatkan pengetahuan, dimulai dari yang tidak ilmiah menjadi metode ilmiah.
      1.      Common Sense
·      Berakar pada adat dan tradisi yang kemudian menjadi kebiasaan dan pengulangan (landasan yang kuat)
·      Cenderung kabur dan samar-samar
·      Pengetahuan tidak teruji, karena kesimpulan biasanya ditarik dengan asumsi yang tidak diuji dahulu
·      Didukung metode trial and error serta pengalaman
      2.      Seni
Applied art yang mempunyai kegunaan langsung pada kehidupan badaniah dan fine art yang dapat memperkaya kegunaan spiritual. Sifat seni adalah deskriptif dan fenomenologis serta ruang lingkupnya terbatas. Seni bersifat subjektif, individual dan personal. Oleh karena itu seni mencoba memberi makna sepenuhnya terhadap suatu obyek. Komunikasi adalah inti dari seni.
     3.      Rasionalisme
Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Berpikir dari yang sifatnya universal, kemudian mencoba untuk melakukan kesimpulan pada fenomena yang sifatnya spesifik. Kelemahan logika deduktif ini, sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta, sehingga sering diragukan bagi kelompok individualism.
      4.      Empirisme
·      Jumlah observasi harus benar
·      Observasi harus diulang-ulang pada variasi kondisi yang luas
·      Keterangan observasi yang sudah diterima, tidak boleh bertentangan dengan hokum universal yang menjadi kesimpulannya.
     5.      Falsifikasionisme
Namun suatu fakta atau fenomena baru dapat menolak teori yang sudah ada atau menggagalkan teori yang sudah ada, kondisi ini dikenal dengan sebutan falsifikasi. Karl Popper pada tahun 1919-1920an menjelaskan metode yang dapat dihunakan untuk membantah dan menguji sebuah teori, dan mengidentifikasi kejadian atau fenomena apa yang mungkin terjadi, jika pernyataan ilmiah tersebut memang benar.
     6.      Relativisme
Pada relativisme, teori dikatakan baik harus dinilai relative dari segi standar yang diterima oleh masyarakat, sedangkan standar itu secara tipikal akan berlainan sesuai dengan kultur dan historis masyarakat masing-masing. Untuk itu pada akhir analisisnya perlu pertimbangan aspek psikologis persoalan yang timbul dalam masyarakat.
      7.      Pragmatis
John Dewey menyatakan bahwa tidak perlu mempersoalkan kebenaran suatu pengetahuan, melainkan sejauh mana kita dapat memecahkan persoalan yang timbul dalam masyarakat.
     8.      Filsafat Ilmu

Filsafat meletakkan dasar-dasar pengetahuan. Landasan berpikir filsafat menggunakan metode analisis dan sintesis. Analisis pengetahuan yang dihasilkan dari berpikir rasionalisme dan empirisme, kemudian dilakukan suatu sintesis baru merupakan kajian filsafat ilmu. Filsafat ilmu juga mempelajari metode setiap ilmu sehingga menghasilkan pengetahuan yang benar.
Dapus : Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar