Filsafat Analitis
Tokoh aliran ini adalah Ludwing Josef Johai
Wihgenstein (1889-1951) yang lahir di wina, Austria. Ilmu yang ditekuninya
adalah ilmu penerbangan yang memerlukan studi dasar matematika yang mendalam
setelah menjadi ahli matematika ia mendalami filsafat matematukadan logika.
Sumbangannya yang terbesar dalam filsafat
adalah pemikirannya tentang pentingnya bahasa. Ia mencita-citakan suatu bahasa
yang ideal, yang lengkap, formaldan dapat memberikan kemungkinan bagi
penyelesaian masalah-masalah kefilsafatan.
Filsafat Analitis ini berpengaruh di Inggris
dan Amerika sejak tahun 1950. filsafat ini membahas bahasa dan Analisis
konsep-konsep.
A. Aliran-aliran Inggris tentang filosofikal Analisis
Pada permulaan abad ke 20, beberapa filosof
termasuk didalamnya G.E.Moore,Bertand Rusel, C.D Broad dan Ludwing Wihgenstein
menaruh perhatian terhadap penyelidikan logistic dan
logical analisis dari itulah konsep dam proposisi .arah baru ini sebagiannya
merupakan reaksi terhadap filosof idealis.beberapa filosof rasionalis pada abad
ke19 menganut paham idealisme mutlak .suatu reaksi terhadap monisme yang ketat
semacam itu adalah timbulnya pluralisme yang ekstrim. Sebagian oleh karena
ingin menjauhkan diri dari impliksi metafisik , dari konsep ‘pluralisme “
sebagian lain karena metode analitik yang sudah ditinjau kembali, kelompok
filosof analismengalihkan perhatian mereka dan akibatnya istilah-istilah logika emperisme, filsafat analitik, mulai dipakai
Fakta Russel dan Wihgenstein telah menyelami filsafat melalui logika
simbolis dan matematik, mempinyai pengaruh juga kepada timbulnya filosofikal
analisis.
Dengan menengok kebelakang, kepada sejarah filsafat, para
pengikut aliran analisa mengira bahwa mereka mendapatkan bukti bahwa analisa
bahasa itu selalu ditekankan, walaupun pada akhirnya yang nampak menjadi
permasalahan adalah soal-soal yang tidak mengenai bahasa. Mereka mengingatkan
kita kepada analisa Plato tentang konsep-konsep seperti “keadilan “ kepada
usaha Socrates untuk menjelaskan arti istilah-istilah seperti: Kebenaran,
kebaikan dan kesalehan dan kepada penyelidikan Hume yang ketat mengenai
pernyataan tentang kausalites. Analisa bukannya suatu hal yang, akan tetapi
suatu metode filsafat yang sudah lama dan ditekankan oleh kaum empiris. Pengikut
linguistic analismengatakan “yang baru adalah ketelitian dan ketaatan yang luar
biasa, kehalusan yang ditingkatkan,ketetapan dari metode simbolik serta
pengakuan yang tegas bahwa yang dikerjakan adalah analisa linguistik.
Kaum analisis masa kini padaumumnya adalah empiris dan kenyataan
mereka itu berpendirian bahwa suatu pernyataan itu” berarti jika ia dapat
ditengok kebenaranya secara empiris atau jika pernyataan itu hanya mengenai
bagaimana kita memakai istilah. Pernyataan yang tidak di dasarkan atas
pengalaman dan dan tidak dapat dibuktikan dianggap”nonsense” atau hanya
mempunyai pungsi yang kognitif . mereka menyatakan bahwa semua data yang benar
tentang pengalaman adalah lapangan untuk ilmu-ilmu yang khusus.
Ludwing Wihgenstein
Dalam abad ke 20 hanya sedikit filosof yang
mempunyai pengaruh lebih mendalam terhadap filsafat atau perhatian yang lebih
besar terhadap soal-soal linguistik, dari pada ludwing wihgenstein ( 1889-1951)
ia terpengaruh dari Bertand Russel dan G.E Moore. Pada tahun 1930 ia mengganti
Moore dan mengajar filsafat di Cambridge. Ia menghasilkan dua sistim pemikiran
yang orisinal : pertama dalam karangannya Tractatus ,suatu karangan pendek yang
diterbitkan pada tahun 1922. yang kedua, karangan yang lebih panjang dengan
judul philosophical investigations,yang diterbitkan pada tahun 1953.
Tractus merupakan uraian tentang
kondisi-kondisi dimana bahasa mempunyai arti serta dapat memiliki kebenaran.
Kalimat yang berarti adalah gambaran tentang realitas, akan tetapi dalam
tiap-tiap gambaran harus ada hubungan satu sama lain, antara gambaran dan
keadaan yang dilukiskannya Teori gambaran (ficture theory) dari preposisi
adalah pokok dalam tingkatan-tingkatan pikiranya yang permulaan. Untuk memahami suatu kalimat kita harus
mengetahui “refrent” atau keadaan yang kalimat tersebut meminta perhatian kita.
Pernyataan-pernyataan yang dapat ditetapkan didunia harus memenuhi persyaratan
persyaratan yang tepat; jika tidak maka pernyataan itu adalah nonsense. Dalam
pandangan mereka filsafat telah menuju kepada penemuan intelektual. Filsafat
adalahmetode untuk menjelaskan kebauran linguistik yang telah meinmbulkan
problem-problem semu yang bermacam-macam.
Dengan keluarnya karangan wihgenstein yang
kedua yaitu philosophical investigation, filsafat analitis menyesuaikan diri
dengan penolongan baru. Ia tetap ada hubungannya dengan bahasa, akan tetapi
wihgenstein melihat watak bahasa dengan pandangan baru. Ia banyak menolak
ide-ide yang terdapat dalam Tractus dengan alasan banyak bahwa ia mula-mula
berpendapat bahwa bahasa hanya mempunyai satu pungsi yaitu untuk menyebutkan
fakta, yang menarik perhatian wihgenstein sekarang adalah bahwa bahasa itu
mempunyai beberapa fungsi, oleh karena itu perhatian harus dialihkan dari
logika-logika penyusunan bahwa 79 sempurna “kepada pemakaian bahasa”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar