Selasa, 06 Desember 2016

MODEL PENGEMBANGAN DAN ORGANISASI KURIKULUM SERTA EVALUASI KURIKULUM

MODEL PENGEMBANGAN DAN ORGANISASI KURIKULUM SERTA

EVALUASI KURIKULUM
A. Model-model Konsep Pengembangan Kurikulum
            Model konsep kurikulum merupakan suatu model kurikulum tertentu yang dilahirkan dari suatu faham filsafat, psikologi, sosiologi, serta ipteks tertentu. Saat ini dikenal empat model konsep kurikulum sebagai berikut.
1) Model konsep subjek akademik, bertujuan untuk mewariskan nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang sudah dikembangkan di masa lampau.
2) Model konsep kurikulum pribadi, didesain dan dikembangkan untuk mengembangkan pribadi peserta didik secara optimal. Materi ajar disesuaikan dengan bakat dan minat peserta didik.
3) Model konsep kurikulum rekonstruksi sosial, menekankan pentingnya pengembangan individu sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Isi pendidikan dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat.
4) Model konsep teknologis, yaitu model kurikulum yang dikembangkan berdasarkan pada kerangka berpikir teknologis yang berbasis pada ilmu pengetahuan ilmiah.
B. Model-model Pengembangan Kurikulum
            Model pengembangan kurikulum merupakan gambaran sistematis mengenai prosedur yang ditempuh dalam melakukan aktivitas kurikulum.
1) Model Ralph Tyler, mengacu pada empat pertanyaan yang merupakan pilar kurikulum yaitu tujuan apa yang ingin dicapai, jenis pelajaran apa yang harus disediakan, pengalaman belajar apa yang dinilai paling efektif, dan upaya mekanisme apa yang digunakan untuk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan tersebut.
2) Model Zais, lebih menekankan dari mana inisiatif bermula, siapa yang terlibat, bagaimana kedudukan yang terlibat, serta keputusan apa yang diambil. Terdapat tiga model pengembangan kurikulum, yaitu model administratif dimana inisiatif pengembangan kurikulum datang dari pejabat (administrasi) pendidikan, model grass root dimana inisiatif pengembangan kurikulum datang dari guru, serta model demonstrasi dimana pengembangan kurikulum merupakan inovasi dari skala kecil yang digunakan dalam skala luas sehingga mendapat ketidaksetujuan dari berbagai pihak.
3) Model Beaucahamp, menetapkan lima langkah dalam pengembangan kurikulum, yaitu:             - menetapkan wilayah dimana kurikulum diberlakukan
            - menetapkan orang-orang yang akan terlibat
            - menetapkan prosedur yang akan ditempuh
            - implementasi kurikulum
            - evaluasi kurikulum

4) Model Taba’s (Inverted model), modifikasi dari model Tyler yang penekanannya pada pemusatan perhatian guru. Guru harus aktif penuh dalam pengembangan kurikulum.
5) Model Miller-Seller, kombinasi dari model transmisi dan transaksi yang terdiri dari beberapa komponen yaitu klarifikasi orientasi kurikulum, pengembangan tujuan, identifikasi model mengajar, dan implementasi.
C. Organisasi Isi Kurikulum
            Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam organisasi kurikulum diantaranya berkaitan dengan; ruang lingkup, urutan bahan, kontinuitas, dan keterpaduan. Ada dua aspek yang harus selalu diperhatikan dalam keseimbangan pada organisasi kurikulum; keseimbangan terhadap substansi bahan atau isi kurikulum, dan keseimbangan yang berkaitan dengan cara atau proses belajar.
            Secara umum ada dua model organisasi kurikulum, yaitu:
1) Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subject curriculum) dimana dalam proses pembelajarannya aktivitas siswa tidak diperhatikan karena yang dianggap penting adalah bagaimana informasi tentang bahan pelajaran dapat diterima dan dihafal oleh siswa, dalam bentuk kurikulum ini meliputi mata pelajaran yang terpisah-pisah dan mata pelajaran gabungan.
2) Kurikulum terpadu (integrated curriculum) yang cenderung memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus terpadu secara menyeluruh. Dalam bentuk kurikulum ini meliputi kurikulum inti (core curriculum), social functions dan persistens situations, serta experience atau activity curriculum.
D. Evaluasi  Kurikulum
            Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang perlu dikuasi oleh guru sebagai pelaksana kurikulum. Evaluasi dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan perbaikan program, pertanggungjawaban kepada berbagai pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
            Beberapa konsep atau model evaluasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Measurement, model ini menitik beratkan kegiatan pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual/kelompok. Obyeknya adalah hasil belajar siswa terutama aspek kognitif. Fungsinya untuk seleksi, bimbingan, dan perbandingan efektifitas program.
2) Congruence, model ini menekankan pada pemeriksaan kesesuaian tujuan dan hasil belajar. Obyeknya hasil belajar siswa aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Fungsinya untuk penyempurnaan bimbingan siswa.
3) Ilumination, merupakan studi pelaksanaan program, pengaruh lingkungan, dan pengaruh program terhadap hasil belajar. Obyeknya latar belakang program, proses pelaksanaan, hasil belajar, dan kesulitan yang dialami. Fungsinya untuk penyempurnaan program.
4) Educational System, model ini untuk membandingkan antara performance dan kriteria untuk setiap komponen program. Obyeknya input, proses, dan output. Fungsinya untuk penyempurnaan program.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar