Apakah Gula dan
Karbohidrat Membuat Gendut?
Banyak orang yang
menjaga tubuh tetap langsing dan sehat dengan mengurangi atau tidak
mengkonsumsi daging maka bisa , bahkan dalam petunjuk-petunjuk diet negara
barat pun untuk mengurangi konsumsi daging dan menambah konsumsi sayur-sayuran
berserat tinggi Tetapi dalam kenyataannya di Indonesia banyak orang yang
mengikuti pola diet negara barat tetapi gagal untuk melangsingkan tubuhnya.
Setelah melalui pengamatan tidak susah untuk diamati bahwa sumber masalah orang
Indonesia tidak 100% sama dengan orang barat.
Jika kita pergi ke
restoran barat kita akan menemukan bahwa orang barat mengkonsumsi daging dan
alkohol dalam jumlah yang cukup besar, permasalahan ini tidak terdapat pada
orang Indonesia pada umumnya. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia adalah konsumsi karbohidrat dan gula yang relatif besar. Mulai dari
teh manis, penambahan gula dalam jumlah cukup banyak pada masakan, jajanan
manis dan juga gorengan yang dibuat dari tepung dengan jumlah minyak yang cukup
besar. Jenis-jenis makanan ini lebih jarang di negara barat yang rasa nya
relatif lebih tawar dibanding orang Indonesia yang lebih suka ”manis”. Yang
menjadi pertanyaan banyak orang adalah apa hubungan antara karbohidrat dan gula
dengan lemak yang menyebabkan kegemukan.
Karbohidrat dan glukosa
adalah sumber energi utama manusia yang harus dikonsumsi secara cukup untuk
menjaga aktivitas tubuh agar tidak kekurangan energi. Sisanya sebagian kecil
membentuk glikogen dalam liver, sebagian lainnya dipergunakan untuk membentuk
cholestrol, dan sisanya disimpan sebagai trigliseride dalam jaringan
lemak. Proses tersebut dibantu oleh hormon insulin yang diedarkan dalam
darah dan merangsang jaringan-jaringan tubuh untuk menyerap dan mempergunakan
gula darah.Tetapi pada saat jaringan- jaringan tersebut jenuh maka mereka tidak
mampu menyerap gula darah lagi meskipun kadar insulin di dalam darah tinggi.
Adapun bahaya dari
kegemukan adalah penumpukan lemak dalam pembuluh darah yang menyebabkan ia mengeras
dan kehilangan kelenturannya untuk menyesuaikan kondisi dan tekanan darah yang
berubah sesuai dengan aktifitas kita. Akibatnya adalah penyumbatan pembuluh
darah yang bisa menyebabkan jantung dan stroke embolic. Atau mudah pecahnya
pembuluh darah yang akan mengakibat stroke perdarahan. Dan juga diabetes tipe 2
yang akan menyebabkan berbagai kerusakan padaorgan dalam(misal: syaraf, mata,
ginjal, jantung dan pembuluh darah, dll)
Adapun diet dengan
mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat ini pernah dikemukakan oleh seorang
spesialist jantung USA Dr. Robert Atkins dimana dia berhasil mengobati dirinya
sendiri dari obesitas yang dideritanya. Tetapi mendapat tentangan dari
dokter-dokter lain pada waktu itu. Tetapi sekarang waktu telah membuktikan
bahwa cara dietnya tetap paling efektif untuk mengatasi obesitas dan penyakit
lain yang dihasilkan olehnya. Sekarang diet ini dikenal dengan nama Atkins
diet.
Oleh karena itu selain
membatasi konsumsi lemak dari daging dan minyak ada baiknya kita mencoba untuk
mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat dari gorengan tepung ataupun kerupuk.
Perbanyaklah memakan daging tanpa lemak, sayur mayur, dan yang tidak
kalah penting adalah olahraga untuk menggunakan cadangan kalori kita yang
berlebihan sehingga tidak menumpuk sebagai lemak. Mencegah adalah lebih baik
daripada mengobati. Karena sesuatu yang telah rusak tak akan bisa kembali
sempurna seperti yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar