ONTOLOGI,
EPISTIMOLOGI DAB AKSIOLOGI ILMU
Untuk memudahkan
pembahasan. Liat kembali kajian filsafat. Ontology terkait kajian eksistensi,
substansi sampai materi atau wahana sifat dan bentuk atau struktur ilmu,
sedangkan epistimologi ilmu lebih mengarah metode ilmiah dan pengembangan
pengetahuan.
1.
Dasar
Ontologi Ilmu
Ontollogi membahas
tentang apa yag ingin di ketahui atau dengan kata lain merupakan suatu
pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontology ilmu berhubungan dengan
materi yang menjadi objek penelaah ilmu dan berssifat empiris. Apa yang ingin
diketahu ilmu? Atau apa yang menjadi telaah ilmu? Objek telaah ilmu mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia (lihat
kembali objek kajian filsafat ilmu). Jadi masih dalam jangkauan pengalaman
manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa objek material (ide
atau konsep, binatang, tumbuhan, batu-batuan dan manusia itu sendiri),
Asumsi
pertama: suatu objek bias dikelompokkan berdasarkan kesamaan
bentuk untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu ada beberapa asumsi
(pembenaran jika . . . . . . dipenuhi, maka . . . . . . hasil demikian) yang
perlu diperhatikan : sifat (substansi) struktur atau komparasi dan kuantitatif.
Asumsi kedua : kelestarian relative,
artinya ilmu tidak mengalami perubahan dalam periode tertentu (dalam waktu
singkat). Asumsi ketiga :
diterminasi artinya ilmu menganut pola tertentu atau tidak terjadi secara
kebetulan.
Ilmu ekonomi mempunyai
asumsi bahwa manusia adalah makhluk ekonomi yang bertujuan mencari kenikmatan
sebesar-besarnya dan menjauhi ketidaknyamanan sebisa mungkin. Asumsi ini
meletakkan manusia sebagai makhluk hedonis yang serakah. Ilmu ekonomi bertujuan
menelaah hubungan manusia dengan benda atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya; sedangkan manajemen bertujuan menelaah kerjasama antar sesame manusia
dalam mencapai tujuan yang telah disetujui bersama.
2. Dasar Epistimologi Ilmu
Epistimologi atau teori
pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha
kita untuk memperoleh pengetahuan. Proses tertentu ini dikenal dengan metode
ilmiah, yang ,merupakan paduan dari berpikir sebelumnya yaitu rasionalisme dan
empirisme. Kebenaran ilmu adalah tidak absolut, oleh karena itu hasil
pengetahuan yang diperoleh secara rasionalisme dan empirisme selalu diuji
kebenaran sesuai dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu metode ilmiah juga
disebut deduko-hipotetik verivikatif (deduko
= deduktif = rasional→hipotetiko =
kebenaran sementara → verivikatif = pengujian → ilmu).
3.
Dasar
Aksiologi Ilmu
Kegunaan ilmu adalah
menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan untuk tujuan (The Liang Gie,
1997) antara lain :
·
Membuktikan kebenaran (Truth)
·
Menemukan pengetahuan (knowledge)
·
Memperoleh suatu pemahaman fenomena
(understanding comprehention insight)
·
Memberi penjelasan (explanation)
·
Melakukan peramalan (prediction)
·
Melakukan pengendalian (control)
·
Melakukan penerapan (application, investation,
production)
Jasi tujuan ilmu tidak
tunggal. Ilmu dikembangkan oleh ilmuan untuk mencapai kebenaran atau memperoleh
pengetahuan. Ilmu dpat memberikan pemahaman kepada manuasi mengenai alam
semesta, dunia sekelilingnya (masyarakat) dan dirinya sendiri. Tidak dapat
dipungkiri bahwa ilmu telah memberi kemudahan manusia dalam mengendalikan
kekuatan alam. Ilmu adalah netral, tidak mengenal sifat baik dan buruk. Manusia
yang menjadi penentu untuk apa ilmu digunakan.
Ilmu = Science dan Pengetahuan = knowledge
Landasan ontology dari
ilmu adalah analisis dari objek materi, yang terkait dengan hal atau benda
empiris. Landasan epistimologi ilmu adalah analisis tentang proses tersusunnya
ilmu atau metode ilmiah. Landasan aksiologi ilmu adalah analisis tentang
penrapan hasil temuan ilmu (ilmu pengetahuan) penerapan ilmu untuk memudahkan
manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keluhuran hidupnya.
Dapus : Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar