LANDASAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum
merupakan rancangan pendidikan yang kedudukannya cukup sentral dalam
perkembangan pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan landasan yang kuat dalam
pengembangan kurikulum. Tentunya landasan yang kuat akan menghasilkan kurikulum
yang kuat, sehingga program pendidikan yang dihasilkan dari kurikulum tersebut
dapat menghasilkan manusia terdidik, berkualitas, dan berguna baik untuk
kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang.
Adapun
yang menjadi landasan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut.
1. Landasan
Filosofis
Filsafat
membahas segala permasalahan manusia, termasuk masalah pendidikan. Filsafat dan
praktik pendidikan saling berkaitan erat. Filsafat memberikan arah dan
metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan, sedangkan praktik pendidikan
memberikan bahan bagi pertimbangan filosofis, sehingga menyebabkan landasan
filosofis menjadi landasan penting dalam pengembangan kurikulum.
Pada
dasarnya ada tiga pendekatan filosofis yang menjadi dasar pertimbangan dalam
pengembangan pendidikan atau kurikulum, diantaranya sebagai berikut.
1) Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme
Berdasarkan
pemikiran filsafat idealisme, tujuan pendidikan harus dikembangkan pada upaya
pembentukan karakter, pembentukan bakat, dan keterampilan sosial sesuai dengan
hakikat kemanusiaannya. Isi kurikulum dirancang untuk mengembangkan kemampuan
berpikir, dan menyiapkan keterampilan bekerja yang dilakukan melalui proses dan
program pendidikan secara praktis. Para pendidik harus bertanggung jawab untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terselenggaranya pendidikan serta
memiliki keunggulan kompetitif baik dalam segi intelektual maupun moral,
sehingga dapat dijadikan panutan bagi peserta didik.
2) Landasan Filosofis Pendidikan Realisme
Jika
didasarkan pada filsafat realisme, kurikulum harus dikembangkan secara
komprehensif meliputi pengetahuan yang bersifat sains, sosial, maupun muatan
nilai-nilai. Isi kurikulum lebih efektif diorganisasikan dalam bentuk mata
pelajaran.
3) Landasan Filosofis Pendidikan Fragmatisme
Filsafat
fragmatisme memandang bahwa kenyataan tidaklah penting. Nilai baik dan buruk
ditentukan secara eksperimental dalam pengalaman hidup. Implikasinya terhadap
pengembangan kurikulum ialah harus memuat pengalaman-pengalaman yang telah
teruji sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, serta diarahkan pada upaya
pemecahan masalah, penyelidikan, dan penemuan.
Manfaat
penggunaan filsafat dalam pengembangan kurikulum antara lain:
a. Memberikan arah yang jelas terhadap tujuan
pendidikan.
b. Memberikan gambaran yang jelas tentang hasil yang
ingin dicapai.
c. Memberikan arah terhadap proses yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan.
d. Memungkinkan dapat mengukur hasil yang dicapai.
e. Memberikan motivasi yang kuat untuk melakukan
aktivitas.
Penyusunan kurikulum di Indonesia mengacu pada
filsafat pendidikan Pancasila.
2. Landasan
Psikologis
Pendidikan
sudah pasti berkaitan dengan perilaku manusia, dimana terjadi interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya. Adanya kurikulum diharapkan dapat membentuk
tingkah laku baru berupa kemampuan atau kompetensi potensial dari setiap
peserta didik serta kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam jangka waktu
relatif lama. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus menggunakan
asumsi-asumsi atau landasan yang bersumber dari studi ilmiah bidang psikologi.
Terdapat
dua cabang penting psikologi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
1) Psikologi perkembangan, diperlukan dalam
menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa, baik dalam tingkat
kedalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakannya, serta
kebermanfaatan materi yang disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
2) Psikologi belajar, diperlukan dalam pengembangan
kurikulum yang berkenaan dengan bagaimana kurikulum itu diberikan kepada siswa,
serta bagaimana siswa harus mempelajarinya atau dengan kata lain berkenaan
dengan strategi pelaksanaan kurikulum.
3. Landasan
Sosiologis
Pendidikan
merupakan proses budaya untuk menciptakan manusia yang berbudaya. Kurikulum
harus dikembangkan dengan didasarkan pada norma-norma sosial atau budaya,
sehingga pendidikan akan menjadi pewaris budaya serta berfungsi untuk mengembangkan
kehidupan sosial maupun budaya ke arah yang lebih baik sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan masyarakat yang berbudaya. Teori, prinsip, hukum,
yang terdapat dalam semua ilmu pengetahuan yang ada dalam kurikulum
penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi sosial budaya di masyarakat
setempat, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa akan lebih bermakna.
Keller
(1997) memaparkan tujuh fungsi sosial pendidikan, yaitu:
1) Mengajar keterampilan
2) Mentransmisikan budaya
3) Mendorong adaptasi lingkungan
4) Mendorong bekerja berkelompok
5) Meningkatkan perilaku etik
6) Membentuk kedisiplinan
7) Memilih bakat dan memberikan penghargaan prestasi
Kurikulum yang didasarkan pada norma-norma sosial
atau budaya serta tuntutan masyarakat dapat menciptakan peserta didik yang
berbudaya dan senantiasa mengembangkan kebudayaannya.
4. Landasan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan
IPTEK mempengaruhi segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan
berupaya untuk menyiapkan peserta didik menghadapi perubahan masyarakat yang
semakin pesat, untuk itu pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Secara langsung, ilmu pengetahuan dan teknologi akan
menjadi isi atau materi pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung memberikan
tugas kepada pendidikan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan pemecahan
masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan IPTEK. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
pendidikan.
Agar
kurikulum dapat bertahan kuat, maka pengembangannya harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan dan teknologi yang kuat pula, sehingga kurikulum akan mampu
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang, baik dilihat dari segi
perkembangan sosial budaya maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar