TIGA
TIPE ANAK
1.
Anak
Yang Mudah
Anak-anak
golongan ini biasanya penampilannya penuh keberanian dan terbuka. Tampil dan berbicara
apa adanya. Mudah bergaul dengan orang-orang yang beru dikenalnya, lincah, dan
banyak bicara. Mereka sama sekali tidak canggung berada di lingkungan yang
baru. Bahkan beberapa dari anak-anak ini tergolong sangat aktf.
Tetapi
ada kelemahan pula pada anak-anak golongan ini. Karena saking mudahnya
beradaptasi, jadi terlalu sering berpindah tangan pengasuh. Ini buruk akibatnya
bagi dirinya sendiri. Seminggu tinggal bersama nenek, baru pulang sebentar
dijemput tantenya untuk dibawa selama 7 hari pula.
Setiap
orang tak pernah punya pola asuh yang sama. Batasan, larangan, cara memerintah,
cara membujuk hingga nilai-nilai yang disampaikan dari ibu, tante dan nenek
tidak akan pernah sama. Bahkan aa kalanya bertolah belakang. Semua itu hanya
akan membuat anka bingung hingga pada akhirnya mereka jadi sulit diberi
pengertian.
2.
Anak
yang perlu pemanasan
Tidak
terlalu berani, tidak pula penakut. Yang jelas ia perlu waktu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Setelah tenggang waktu tersebut,
mereka telah memperoleh kepercayaan dirinya kembali. Ia juga bias menjadi
begitu berani seperti teman-temannya yang mudah.
Dengan
orang yang belum dikenal mereka hanya diam walaupun bukan berarti penakut. Tetapi
setelah kenal mereka bias saja segera akrab. Anak-anak ini perlu dorongan
semangat dari orang tuanya. Mereka perlu diberi motivasi terlebih dahulu.
Tindakan
orang tua yang terlalu memaksa bukan pemecahan masalah yang baik. Sering orang
tua ingin anaknya menjado pemberani seperti anak-anak “mudah”. Biasanya ketika
anaknya masih menunjukkan gelagat ragu-ragu atau takut, mereka menjadi gusar. Lantas
keluarlah dari mulutnya omelan, sindiran atau bahkan ancaman. Lebih parah lagi
bila memaksakan anak-anak yang sedang dalam proses penyesuaian untuk segera
melakukan yang diminta orang tua.
Waktu
pemanasan yang dibutuhkan oleh anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru bias dipersingkat dengan latihan-latihan. Seblum anka dilatih dnegan
membawanya ke tempat-tempat baru baginya, lebih baik bila diberi pegertian dan
motifasi terlebih dalulu. Ini agar anak tidak terlalu terkejut dan sudah
sedikit mengenal lingkungan baru tersbut melalui cerita ibunya.
Cara
lain adalah dengan meningkatkan keberaniannya secara umum. Misalkan denganjenis
permainan tertentu yang memacu tumbuhnya keberaniannya. Juga dengan memperluas
sosialisasi dan proses pergaulannya yang alami dengan teman-teman sebayanya.
3.
Anak
Yang Sulit
Anak
ini sering makan hati orang tua. Membuat gemas, jengkel sekaligus malu. Bayangkan,
kemanapun orang tua pergi, ia membuntut, baju ibu tak pernah lepas dari
pegangannya. Bila ada orang menyapa, ia justru menelusupkan wajah di sela-sela
baju ibu, seakan-akan hendak msuk ke dalamnya.
Satu-satunya
yang bias dilakukan orang tua terhadap anak seperti ini adalah bersabar
menunggu waktu. Hanya waktu yang bias menyelesaikannya. Tak ada gunanya
capek-capek mendamprat, mengomel, atau ngotot memaksanya untuk jadi berani. Percuma,
hanya membuat sakit hati saja. Bahkan omelan, ejekan dan hinaan, dalam banyak
kasus hanya akan menghilangkan rasa percaya diri si anak.
Banyak
orang tua yang ingin menunjukkan kemampuan anak-anaknya di depan ornag lain,
menjadi geregetan gara-gara si anak tiba-tiba diam seribu bahasa, pemalu, dan Nampak
bingung saat ditanyai macam-macam. Padahal semua pertanyaan bias dijawab dnegan
lancer di rumah.
Penyebab
tama perilaku yang “sulit” ini bias Karena factor kurangnya keberanian,
kurangnya latihan bersosialisasi dengan lingkungan, bias juga factor keturunan.
Cara mengurangi rasa kekhawatiran yang berlebihan terhadap lingkungan baru
adalah dengam pembiasaan, pemberian pengertian, dan motivasi di samping
meningkatkan keberanian secara umum.
Hubungan
batin dengan ibu biasanya amat erat, sehingga lebih mudah bagi orang tua untuk
mengarahkannya. Juga si anak tumbuh menjadi lebih sabar dan telaten, tidak
terlalu lincah. Mudah di arahkan ke segi-segi kognisi, tetapi perkembangan
keberaniannya bias terhambat jika tidak segera ditangani perilakunya yang
ketakutan secara berlebihan terhadap lingkungan baru.
Dapus: Istadi, Irawati. 2006. Mendidik dengan Cinta. Bekasi: Pustaka
Inti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar