SUMBER-SUMBER
PENGETAHUAN DAN KRITERIA KEBENARAN
Sumber-sumber
Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata knowledge. Pengetahuan adalah
kepercayaan yang benar (knowledge is
justified true belief). Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha
manusia untuk tahu. Burhanudin Salam mengemukakan bahwa pengetahuan yang
dimiliki manusia ada empat, yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu,
pengetahuan filsafat, dan pengetahuan agama. Pada dasarnya pengetahuan berbeda
dengan ilmu. Perbedaan itu terlihat dari sifat sistematik dan cara
memperolehnya.
Ada
beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan, antara lain sebagai berikut.
1) Empirisme, menurut aliran ini manusia memperoleh
pengetahuan melalui pengalamannya. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman
inderawi. Dalam empirisme sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data
empiris yang diperoleh dari panca indera.
2) Rasionalisme, aliran ini menyatakan bahwa akal
adalah dasar dari pengetahuan. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan
menangkap objek.
3) Intuisi, menurut Henry Bergson intuisi adalah
hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Intuisi bersifat personal dan
tidak bisa diramalkan. Pengetahuan intuisi dapat dipergunakana sebagai hipotesa
bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar atau tidaknya suatu pernyataan
yang dikemukakan.
4) Wahyu, merupakan pengetahuan yang disampaikan
oleh Allah kepada manusia lewat perantara para nabi. Wahyu Allah (agama) berisi
pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman,
maupun yang mencakup masalah transedental, seperti tujuan penciptaan manusia,
dunia, dan segenap isinya.
Ukuran Kebenaran
Terdapat
tiga jenis kebenaran, yaitu:
1) Kebenaran epistemologis, yaitu kebenaran yang
berhubungan dengan pengetahuan manusia.
2) Kebenaran ontologis, yaitu kebenaran sebagai
sifat dasar yang melekat pada hakikat segala sesuatu yang ada atau diadakan.
3) Kebenaran semantis, yaitu kebenaran yang terdapat
serta melekat dalam tutur kata dan bahasa.
Teori yang menjelaskan kebenaran epistemologis
adalah sebagai berikut:
1. Teori Korespondensi, menurut teori ini kebenaran
atau keadaan benar itu apabila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh
suatu pernyataan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Suatu
proposisi atau pengertian dapat dikatakan benar apabila terdapat suatu fakta
yang diselaraskannya, yaitu apabila menyatakan apa adanya. Kebenaran dapat
didefinisikan sebagai suatu pernyataan yang sesuai dengan fakta.
Ada dua pandangan realisme epistemologis dan
idealisme epistemologis. Realisme epistemologis berpandangan bahwa terdapat
realitas yang independen (tidak bergantung), yang terlepas dari pemikiran, dan
tidak dapat mengubahnya ketika mengalaminya. Dengan kata lain, realisme
epistemologis atau objektivisme berpegang kepada kemandirian kenyataan.
Sedangkan idealisme epistemologis berpandangan bahwa setiap tindakan mengetahui
berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subjektif.
Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa kebenaran
adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu
itu sendiri. Kebenarannya terletak pada hubungan antara pernyataan dengan
kenyataan.
2. Teori Koherensi, menurut teori ini kebenaran
ditegakkan atas hubungan antara pernyataan satu dengan pernyataan-pernyataan
lainnya yang telah diketahui dan diakui kebenarannya. Kebenaran adalah saling
hubungan yang sistematis. Teori ini dapat dinamakan teori penyaksian
(justifikasi) tentang kebenaran. Dengan demikian suatu teori dianggap benar
apabila tahan uji. Jadi, ukuran kebenaran dari teori ini adalah konsistensi dan
presisi.
3. Teori Pragmatisme, menurut teori ini sesuatu yang
dianggap benar jika mendatangkan manfaat dan akan dikatakan salah jika tidak
mendatangkan manfaat. Jadi, ukuran kebenaran dari teori ini adalah kegunaan
(utility), dapat dikerjakan (workability), atau pengaruhnya yang memuaskan
(satisfactory consequence).
4. Agama sebagai Teori Kebenaran, dalam agama yang
dikedepankan adalah wahyu yang bersumber dari Tuhan. Sesuatu dianggap benar
apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar