Selasa, 06 Desember 2016

SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN DAN KRITERIA KEBENARAN

SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN DAN KRITERIA KEBENARAN
Sumber-sumber Pengetahuan        
Pengetahuan berasal dari kata knowledge. Pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Burhanudin Salam mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan agama. Pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan itu terlihat dari sifat sistematik dan cara memperolehnya.
            Ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan, antara lain sebagai berikut.
1) Empirisme, menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi. Dalam empirisme sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang diperoleh dari panca indera.
2) Rasionalisme, aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar dari pengetahuan. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
3) Intuisi, menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Pengetahuan intuisi dapat dipergunakana sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar atau tidaknya suatu pernyataan yang dikemukakan.
4) Wahyu, merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara para nabi. Wahyu Allah (agama) berisi pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transedental, seperti tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya.
Ukuran Kebenaran
            Terdapat tiga jenis kebenaran, yaitu:
1) Kebenaran epistemologis, yaitu kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia.
2) Kebenaran ontologis, yaitu kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat pada hakikat segala sesuatu yang ada atau diadakan.
3) Kebenaran semantis, yaitu kebenaran yang terdapat serta melekat dalam tutur kata dan bahasa.
Teori yang menjelaskan kebenaran epistemologis adalah sebagai berikut:
1. Teori Korespondensi, menurut teori ini kebenaran atau keadaan benar itu apabila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Suatu proposisi atau pengertian dapat dikatakan benar apabila terdapat suatu fakta yang diselaraskannya, yaitu apabila menyatakan apa adanya. Kebenaran dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan yang sesuai dengan fakta.
Ada dua pandangan realisme epistemologis dan idealisme epistemologis. Realisme epistemologis berpandangan bahwa terdapat realitas yang independen (tidak bergantung), yang terlepas dari pemikiran, dan tidak dapat mengubahnya ketika mengalaminya. Dengan kata lain, realisme epistemologis atau objektivisme berpegang kepada kemandirian kenyataan. Sedangkan idealisme epistemologis berpandangan bahwa setiap tindakan mengetahui berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subjektif.
Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Kebenarannya terletak pada hubungan antara pernyataan dengan kenyataan.
2. Teori Koherensi, menurut teori ini kebenaran ditegakkan atas hubungan antara pernyataan satu dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang telah diketahui dan diakui kebenarannya. Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematis. Teori ini dapat dinamakan teori penyaksian (justifikasi) tentang kebenaran. Dengan demikian suatu teori dianggap benar apabila tahan uji. Jadi, ukuran kebenaran dari teori ini adalah konsistensi dan presisi.
3. Teori Pragmatisme, menurut teori ini sesuatu yang dianggap benar jika mendatangkan manfaat dan akan dikatakan salah jika tidak mendatangkan manfaat. Jadi, ukuran kebenaran dari teori ini adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequence).
4. Agama sebagai Teori Kebenaran, dalam agama yang dikedepankan adalah wahyu yang bersumber dari Tuhan. Sesuatu dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar