Kamis, 29 Desember 2016

PERBEDAAN ANTARA METODE SAINS DAN METODE FILSAFAT

PERBEDAAN ANTARA METODE SAINS DAN METODE FILSAFAT

       Kritik paling pedas yang diarahkan terhadap filsafat ialah bahwa filsafat dianggap kekurangan metode dalam pembahsannya. Para ilmuan dan cendikiawan banyak yang dianggap berpura-pura menjadi filsuf dengan cara membuat spekulasi, berintuisi, berkecimpung dalam mistik, membuat macam-macam teori, namun tanpa dasar kokoh. Filsafat menurut pandangan mereka, hanya sekedar “pelayan” yang dapat menghibur akal pikiran yang malas, dalam arti bahwa akal menyatakan sesuatu yang tanpa bukti, menerapkan paham mistiktanpa diikuti penjelasannya, ataupun berteori tanpa menyertakan aspek praxis.
       Sains memiliki batas ruang lingkup yang jelas dan ilmu pengetahuan ini mudah dicerna, serta bebas dirangkai sebatas ruang lingkupnya sendiri. Fisika berhubungan erat dengan dunia fisik; botani dengan tanaman; ilmu kimia dengan bahan-bahan kimiawi; matematika dengan angka-angka, dsb. Semua cabang ilmu pengetahuan tersebut memiliki ruang lingkup sendiri-sendiri, walaupun seringkali pada bagian tertentu saling tumpang tindih satu sama lainnya; namun tidak satu ilmu pengetahuan pun yang dapat mencakup semua ruang lingkup cabang-cabang ilmu pengetahuan. Secara kolektif, setiap cabang ilmu pengetahuan dapat menggarisbawahi penemuannya sendiri beserta bukti-bukti yang siap untuk di verifikasi dan dikontrol. Ini semua disebut keniscayaan, bukan kebijakan.
       Filsafat, disisi lain, adalah tanpa batas. Filsafat menyelidiki realitas dalam pegertian sepenuhnya. Apapu yang disebut “ada” merupakan dominan atau ruang lingkup filsafat. Filsafat tidak mengenal batas ruang dan waktu. Semua ruang yang nyata atau yang mungkin; semua waktu; saat ini atau yang abadi, dicakup dalam pembahasan filsafat.karena memiliki tinjauan yang sangat luas, maka hakikat filsafat adalah berspekulasi dan beteori. Jadi, filsafat tidak selalu dapat menyajikan bukti-bukti ilmiah sebagaimana disajikan oleh sains, bahkan mungkin filsafat tidak memiliki bukti-bukti tersebut.
       Sains memiliki metodenya sendiri. Bukti-bukti diperoleh melalui statistic, penjumlahan, demonstrasi, uji coba, eksperimentasi, analisis, pemberanian dan pembuktian. Metode-metode sains sifatnya kaku dan ketat. Ilmu pengetahuan yang tidak dapat menggunakan metode tersebut dianggap tidak ilmiah. Namun demikian, metode sains ini juga dapat menjerat. Metode ini dapat “memagari” sebuah disiplin ilmu, dan mencegah atau bahkan menghambat gagasan-gagasan ilmiah yang mengarah kepada spekulasi. Meskipun metode ini bersifat membatasi dan ‘memaksa’, namun metode ini juga penting untuk kita akui dan kita terima karena aspek disiplin dan universalnya.


Dapus: Sumaryono, E. 2009. Hermeneutik (Sebuah Metode Filsafat). Yogyakarta: Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar