Anak-Anak Rambut Gimbal di
Dieng
Ada sebuah fenomena yang
terjadi di tengah masyarakat Dataran Tinggi Dieng yang sampai sekarang tidak
bisa dijelaskan secara ilmiah. Fenomena tersebut adalah adanya anak-anak yang
berambut gimbal. Atau lebih tepatnya, tumbuhnya rambut gimbal pada sebagian anak.
Tidak sulit menemukan anak-anak berambut gimbal saat menelusuri desa-desa yang
ada di Dataran Tinggi Dieng.
Di setiap desa yang ada di
kawasan ini, selalu ada anak-anak berambut gimbal. Anak-anak ini biasanya
berusia beberapa bulan hingga 8 tahun. Tidak ada garis keturunan khusus dari
anak yang berambut gimbal. Siapapun, asal memiliki garis keturunan Dieng,
memiliki kemungkinan menjadi anak berambut gimbal. Masyarakat Dieng menyebut
anak-anak berambut gimbal dengan sebutan ‘anak gembel’. Ini karena rambut
gimbal sering dikaitkan dengan orang yang jarang mandi atau malas mengurus
tubuh mereka.
Padahal, anak-anak berambut
gimbal di Dieng merupakan anak-anak yang terawat. Menurut masyarakat Dieng,
anak-anak berambut gimbal merupakan titipan dari Kyai Kolo Dete. Kyai Kolo Dete
merupakan salah seorang punggawa pada masa Mataram Islam (sekitar abad 14).
Bersama dengan Kyai Walid dan Kyai Karim, Kyai Kolo Dete ditugaskan oleh
Kerajaan Mataram untuk mempersiapkan pemerintahan di daerah Wonosobo dan
sekitarnya. Kyai Walid dan Kyai Karim bertugas di daerah Wonosobo, sementara
Kyai Kolo Dete bertugas di Dataran Tinggi Dieng. Tiba di Dataran Tinggi Dieng,
Kyai Kolo Dete dan istrinya (Nini Roro Rence) mendapat wahyu dari Ratu Pantai
Selatan.
Pasangan ini ditugaskan membawa
masyarakat Dieng menuju kesejahteraan. Tolak ukur sejahteranya masyarakat Dieng
akan ditandai dengan keberadaan anak-anak berambut gimbal. Sejak itulah, muncul
anak-anak berambut gimbal di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Bagi masyarakat
Dataran Tinggi Dieng, jumlah anak berambut gimbal berkorelasi dengan
kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak jumlah anak berambut gimbal,
masyarakat Dieng yakin kesejahteraan mereka akan semakin baik.
Begitu pula sebaliknya.
Munculnya rambut gimbal pada seorang anak akan ditandai dengan panas tubuh yang
tinggi selama beberapa hari. Suhu tubuh anak tersebut akan normal dengan
sendirinya pada pagi hari, bersamaan dengan munculnya rambut gimbal di kepala
sang anak. Biasanya, rambut gimbal akan tumbuh ketika usia seorang anak belum
mencapai 3 tahun.
Rambut gimbal ini akan tumbuh
dan semakin lebat seiring waktu. Rambut gimbal ini hanya akan dipotong dalam
prosesi khusus (ruwatan). Pengadaan ruwatan harus mengikuti aturan khusus dan
atas dasar kemauan dari si anak berambut gimbal.
Biasanya, sebelum dilakukan
prosesi pemotongan (ruwatan), si anak akan mengajukan suatu permintaan.
Permintaan ini harus dituruti oleh orangtuanya. Masyarakat sekitar meyakini,
jika pemotongan dilakukan tanpa melalui upacara tertentu, atau bukan atas kemauan
si anak, atau permintaannya tidak dikabulkan, rambut gimbal yang sudah dipotong
akan tumbuh kembali.
Dalam kehidupan sehari-hari,
seorang anak berambut gimbal tidak berbeda dengan anak-anak lainnya. Mereka
bermain bersama dengan anak-anak lain. Hanya saja, anak berambut gimbal
biasanya cenderung lebih aktif dibanding anak-anak lain. Pada saat-saat
tertentu, emosi anak berambut gimbal pun menjadi tidak terkendali – bisa tanpa
sebab yang jelas. Kecenderungan ini akan berkurang bahkan menghilang ketika
rambut gimbal anak tersebut sudah dipotong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar