ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
(Progresivisme,
Esensialisme, dan Perenialisme)
1. Progresivisme
Progresivisme
lahir sekitar abad ke-20 merupakan filsafat yang bermuara pada aliran
pragmatisme yang diperkenalkan oleh William James dan John Dewey yang menitikberatkan
pada segi manfaat bagi hidup praktis.
Progresivisme lahir sebagai pembaharuan
dalam dunia pendidikan. Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada
hakikatnya progresif (ke arah kemajuan). Tujuan pendidikan diartikan sebagai
rekonstruksi pengalaman yang terus menerus, agar peserta didik dapat berbuat
sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian kembali sesuai dengan
tuntutan dari lingkungan.
Progresivisme menekankan enam prinsip mengenai
pendidikan dan belajar, yaitu:
1)
Pendidikan seharusnya adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan atau kehidupan.
2) Belajar harus berhubungan dengan
minat anak.
3) Belajar melalui pemecahan masalah
hendaknya diutamakan daripada pemberian bahan pembelajaran.
4) Guru berperan dalam pemberi advice, bukan untuk mengarahkan.
5) Sekolah harus menggerakkan kerjasama
daripada kompetensi.
6) Demokrasi
Menurut aliran progresivisme, kurikulum hendaknya:
-
Tidak universal,
melainkan berbeda-beda berdasarkan kondisi yang ada.
-
Disesuaikan
dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan kebutuhan setiap peserta
didik.
-
Berbasis
masyarakat.
-
Bersifat
fleksibel dan dapat berubah atau direvisi.
Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh
aliran proresivisme diantaranya metode pendidikan aktif, metode memonitor
kegiatan belajar, metode penelitian ilmiah, pemerintahan pelajar, kerjasama
pemerintah dengan keluarga, dan sekolah sebagai pembaharuan pendidikan.
Peran guru menurut aliran ini yaitu sebagai
fasilitator, motivator, dan konselor. Sedangkan peran siswa yaitu untuk aktif
secara pribadi maupun kelompok.
2. Esensialisme
Esensialisme
dikenal sebagai aliran filsafat pendidikan yang berusaha mencari dan
mempertahankan hal-hal yang esensial, yaitu sesuatu yang bersifat inti atau
hakikat fundamental, atau unsur mutlak yang menentukan keberadaan sesuatu.
Menurut aliran ini, sesuatu yang esensial harus diwariskan kepada generasi muda
agar dapat bertahan dari waktu ke waktu. Tokoh aliran iini adalah William C.
Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Bagley yakin bahwa fungsi
utama sekolah adalah mentransmisikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi
muda.
Pandangan tentang pendidikan menurut esensialisme.
-
Pendidikan
merupakan upaya untuk pemeliharaan kebudayaan.
-
Pendidikan
bertujuan mentransmisikan kebudayaan untuk menjamin solidaritas sosial dan
kesejahteraan umum.
-
Fungsi utama
sekolah adalah memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun, dan menjadi
penuntun penyesuaian individu kepada masyarakat.
-
Kurikulum
direncanakan dan diorganisasi oleh seorang guru sebagai wakil masyarakat,
society centered.
-
Metode yang
disarankan adalah agar sekolah mempertahankan metode-metode tradisional yang
berhubungan dengan disiplin mental.
-
Guru atau
pendidik berperan sebagai mediator atau “jembatan” antara dunia masyarakat
dengan dunia anak.
-
Peran peserta
didik adalah belajar.
3. Perenialisme
Menurut
Sahabuddin, perenialisme dianggap sebagai jalan mundur menuju kebudayaan zaman
lampau (regressive road culture). Perenialisme melihat kebudayaan sebagai suatu
yang sedang krisis.
Esensi kepercayaan filsafat perenialisme adalah
berpegang pada nilai atau norma-norma yang bersifat kekal abadi. Filsafat ini
terkenal pula dengan nama “philosophia Perennis”, aliran ini termasuk pendukung
aliran esensial. Filsafat ini muncul dari warisan Yunani yang diwakili oleh
Plato dan Aristoteles, kemudian didukung dan diperkuat oleh Thomas Aquinas.
Teori dasar dalam belajar yang utama menurut
parenialisme ada lima yaitu mental disiplin, rasionalitas dan asas kemerdekaan,
belajar untuk berpikir, belajar sebagai persiapan hidup, dan belajar melalui
pembelajaran.
Fungsi guru menurut perenialisme adalah guru juga
sebagai murid yang mengalami proses belajar sementara mengajar. Guru
mengembangkan potensi-potensi self-discovery, dan ia melakukan otoritas moral
atas murid-muridnya, karena ia adalah professional yang berkualitas.
Kurikulum perenialisme mempengaruhi praktik
pendidikan yaitu Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Pendidikan Tinggi dan
Adult Education.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar