ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
(REKONSTRUKSIONISME,
IDEALISME, DAN REALISME)
1. Rekonstruksionisme
Dalam
pendidikan, aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha
merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak
modern. Pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berusaha
menyatakan krisis kebudayaan modern. Tokoh aliran rekonstruksionisme
diantaranya George Count dan Harold Rugg. Aliran ini memiliki persepsi bahwa
masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh
rakyat secara demokratis. Ciri rekonstruksionisme diantaranya: promosi
pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian
problem sosial yang signifikan, pendidikan perlu berpikir tentang tujuan
pendidikan jangka pendek dan jangka panjang, dan belajar sambil bertindak.
2. Idealisme
Menurut
aliran idealisme, tujuan pendidikan adalah untuk membantu perkembangan pikiran
dan diri pribadi peserta didik. Oleh karena itu, sekolah hendaknya menekankan
aktifitas-aktifitas intelektual, pertimbangan-pertimbangan moral, estetis,
realisasi diri, kebebasan, tanggung jawab, dan pengendalian diri. Dengan kata
lain, pendidikan bertujuan untuk membantu pengembangan karakter serta
mengembangkan bakat manusia dan kebajikan sosial.
Kurikulum pendidikan idealisme berisikan pendidikan
liberal dan pendidikan praktis. Pendidikan liberal dimaksudkan untuk
pengembangan kemampuan-kemampuan rasional dan moral, sedangkan pendidikan
praktis/vokasional untuk pengembangan kemampuan suatu kehidupan/pekerjaan.
Metode pendidikan memberikan kesempatan siswa untuk
berpikir dan untuk menggunakan kriteria penilaian moral dalam situasi-situasi
konkrit dalam konteks pelajaran. Metode pengajaran hendaknya mendorong siswa
memperluas cakrawala, mendorong berpikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan
moral pribadi, memberikan keterampilan berpikir logis, dan mendorong siswa
untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia.
Guru harus unggul agar menjadi teladan bagi siswa
baik secara moral maupun intelektualnya. Adapun siswa berperan bebas
mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya.
3. Realisme
Menurut
aliran realism, pendidikan pada dasarnya bertujuan agar siswa dapat bertahan
hidup di dunia yang bersifat alamiah, memperoleh keamanan, dan hidup bahagia
dengan jalan memberikan pengetahuan yang esensial kepada para siswa. Edward J.
Power menyimpulkan bahwa pendidikan realisme adalah untuk “penyesuaian diri
dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial.
Kurikulum sebaiknya meliputi:
a. Sains/IPA dan matematika, karena pengetahuan
tentang alam dan matematika memungkinkan manusia untuk dapat menyesuaikan diri
serta tumbuh dan berkembang dalam lingkunag alamnya.
b. Ilmu kemanusiaan, diperlukan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya. Kurikulum hendaknya menekankan pengaruh
lingkungan sosial terhadap kehidupan individu.
c. Nilai-nilai
Metode pembelajaran pembiasaan merupakan metode
utama yang diterima para filsuf realisme. Metode mengajarnya bersifat otoriter.
Guru mewajibkan para siswa untuk menghafal, menjelaskan, dan membandingkan
fakta-fakta, menginterpretasi hubungan-hubungan dan menarik kesimpulan.
Evaluasi menjadi apek penting dalam mengajar.
Peran guru adalah sebagai pengelola kegiatan
belajar-mengajar di kelas, penentu materi pelajaran, dan membuat mata pelajaran
sebagai sesuatu yang konkrit untuk dialami siswa. Guru harus berperan sebagai
penguasa pengetahuan. Adapun siswa berperan untuk menguasai pengetahuan yang
diandalkan dan siswa harus taat pada aturan dan berdisiplin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar