MAKNA
FILSAFAT ILMU
Filsafat
meletakkan dasar-dasar pengetahuan, sedangkan filsafat ilmu adalah pengetahuan
yang membahas dasar-dasar wujud keilmuan yang merupakan pengembangan dari
filsafat pengetahuan (ilmu) dan merupakan cabang filsafat dengan sasaran ilmu
(pengetahuan) dan tiang penyangga bagi eksistensi ilmu itu sendiri.
Karena itu bidang kajian filsafat ilmu
adalah:
· Pernyataan-pernyataan
apa yang disebut ilmu, konsep dasar dan makna ilmu?
· Ciri-ciri
apa yang membedakan ilmu dengan pengetahuan lainnya? Dan apa perbedaan yang
jelas metode ilmu rasional (matematika, mekanika) dengan metode ilmu empiris
(fisika, biologi, kimia, psikologi, sosiologi dan ekonomi)
· Bagaimana
menarik kesimpulan secara benar?
· Sarana-sarana
apakah yang diperlukan dalam kegiatan berpikir ilmiah?
Pada abad ke 18
lahirlah cabang filsafat yang disebut filsafat pengetahuan. Dimana logika,
filsafat bahasa, matematika dan metodologi merupakan komponen pendukungnya
(Immanuel Kant,1724-1804). Melalui cabang filsafat ini diterangkan sumber dan
sarana serta tata cara untuk menggunakan sarana tersebut, guna mencapai
pengetahuan ilmiah. Diselidiki pula pengertian evidensi, syarat-syarat yang harus
dipenuhi bagi apa yang disebut kebenaran ilmiah, serta batas-batas
validitasnya.
Karena pengetahuan
ilmiah atau ilmu merupakan level pengetahuan yang lebih tinggi, maka lahirlah
filsafat ilmu sebagai penerus
pengembangan filsafat pengetahuan. Jadi filsafat ilmu adalah cabang
filsafat yang menempatkan objek sasarannya: ilmu (pengetahuan) dan tiang
penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu ontology, epistimologi dan aksiologi ilmu.
Ontology
ilmu
meliputi apa hakikat ilmu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang koheren
dengan pengetahuan ilmiah dalam filsafat ini menjawab apa dan bagaimana objek
apa yang ada.
Epistimologi
ilmu
meliputi sumber, sarana dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk
mencapai pengetahuan ilmiah. Perbedaan dalam menentukan ontology membedakan
sarana apa yang akan dipilih. Akal, akal budi dan pengalaman atau kombinasi
antara akal dan pengalaman, intuisi merupakan sarana epistimologi, sehingga
dikenal model epistimologi seperti: rasionalisme, empirisme, kritisme, dan
rasionalisme kritis, positivism, fenomenologi. Tolak ukur kebenaran ilmiah
seperti koherensi, korespodensi, pragmatis.
Aksiologi
ilmu
meliputi nilai manfaat yang bersifat normative dalam memberikan makna terhadap
hasil kajian epistimologi atau kebenaran sebagaimana kita jumpai dalam
kehidupan kita. Makna ilmu dapat bersifat teleologis (ilmu ditunjukkan untuk
suatu tujuan: kebenaran, permulaan, pengendalian, menjelaskan) dan bersifat
etis (untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia) atau integrative (melibatkan
struktur dan kultur masyarakat).
Dapus : Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar