Jumat, 09 Desember 2016

MAKNA FILSAFAT ILMU

MAKNA FILSAFAT ILMU

Filsafat meletakkan dasar-dasar pengetahuan, sedangkan filsafat ilmu adalah pengetahuan yang membahas dasar-dasar wujud keilmuan yang merupakan pengembangan dari filsafat pengetahuan (ilmu) dan merupakan cabang filsafat dengan sasaran ilmu (pengetahuan) dan tiang penyangga bagi eksistensi ilmu itu sendiri.
Karena itu bidang kajian filsafat ilmu adalah:
·      Pernyataan-pernyataan apa yang disebut ilmu, konsep dasar dan makna ilmu?
·      Ciri-ciri apa yang membedakan ilmu dengan pengetahuan lainnya? Dan apa perbedaan yang jelas metode ilmu rasional (matematika, mekanika) dengan metode ilmu empiris (fisika, biologi, kimia, psikologi, sosiologi dan ekonomi)
·      Bagaimana menarik kesimpulan secara benar?
·      Sarana-sarana apakah yang diperlukan dalam kegiatan berpikir ilmiah?
Pada abad ke 18 lahirlah cabang filsafat yang disebut filsafat pengetahuan. Dimana logika, filsafat bahasa, matematika dan metodologi merupakan komponen pendukungnya (Immanuel Kant,1724-1804). Melalui cabang filsafat ini diterangkan sumber dan sarana serta tata cara untuk menggunakan sarana tersebut, guna mencapai pengetahuan ilmiah. Diselidiki pula pengertian evidensi, syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi apa yang disebut kebenaran ilmiah, serta batas-batas validitasnya.
Karena pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan level pengetahuan yang lebih tinggi, maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat pengetahuan. Jadi filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang menempatkan objek sasarannya: ilmu (pengetahuan) dan tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu ontology, epistimologi dan aksiologi ilmu.
Ontology ilmu meliputi apa hakikat ilmu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang koheren dengan pengetahuan ilmiah dalam filsafat ini menjawab apa dan bagaimana objek apa yang ada.
Epistimologi ilmu meliputi sumber, sarana dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Perbedaan dalam menentukan ontology membedakan sarana apa yang akan dipilih. Akal, akal budi dan pengalaman atau kombinasi antara akal dan pengalaman, intuisi merupakan sarana epistimologi, sehingga dikenal model epistimologi seperti: rasionalisme, empirisme, kritisme, dan rasionalisme kritis, positivism, fenomenologi. Tolak ukur kebenaran ilmiah seperti koherensi, korespodensi, pragmatis.

Aksiologi ilmu meliputi nilai manfaat yang bersifat normative dalam memberikan makna terhadap hasil kajian epistimologi atau kebenaran sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita. Makna ilmu dapat bersifat teleologis (ilmu ditunjukkan untuk suatu tujuan: kebenaran, permulaan, pengendalian, menjelaskan) dan bersifat etis (untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia) atau integrative (melibatkan struktur dan kultur masyarakat).
Dapus : Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar