Sabtu, 03 Desember 2016

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



Konsep-konsep dasar yang berkenaan dengan perkembangan peserta didik adalah pertumbuhan, kematangan, kedewasaan, perkembangan dan perkembangan yang normal. Pada dasarnya perkembangan merujuk pada perubahan fisik yang meliputi perkembangan biologis dasar (pembuahan ovum oleh sperma) dan perkembangan psikis meliputi kognitif, emosi, sosial, dan moral.
A.          Pengertian Peserta Didik
Dalam arti luas, peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolingan, 1997). Ia juga mengatakan bahwa peserta didik adalah makhluk totalitas, yakni termasuk (a) Makhluk religious, yang mengakui akan kuasa Tuhan, (b) Makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain, (3) Makhluk individu, yang memiliki keunikan. Jadi dalam memperlakukan peserta didik hendaklah utuh, dan melihat mereka sebagai satu kesatuan yang unik dan terkait.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan. Jadi kesimpulannya, peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, individu yang sedang berkembang, individu yang membutuhkan bimbingan dan individu yang memiliki kemampuan utnuk mandiri.
B.           Tahap-tahan dan Ciri Perkembangan Anak
Perkembangan manusia memiliki beberapa tahapan, yakni masa bayi, masa kanak-kanak, masa puber, masa remaja, dan akhirnya dewasa. Berikut penjelasannya:
1.      Tahap Perkembangan Biologis
a.      Masa Prenatal
Masa prenatal adalah masa dimana sang anak masih dalam kandungan, yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu : masa pengalihan gen dari orang tua ke anak, pembentukan organ tubuh dan jenis kelamin, dan lingkunan yang dipengaruhi kondisi psikis sang ibu.
b.      Masa Bayi
·         Infancy (orok): Selama 2 minggu sejak lahir
1)      Masa partunatal, yaitu 30 menit setelah kelahiran bayi
2)      Fase neonatal, yaitu setelah plasenta atau ari-ari dipotong, hingga bayi dapat berdiri sendiri sebagai individu
·         Babbyhood (bayi): 2 tahun setelah masa jabang bayi
Pada masa ini merupakan masa pembentukan kepribadian sang anak.
c.       Masa Kanak-kanak Awal
Berlangsugn dari umur 2 tahun hingga 6 tahun. Ini merupakan masa sulit, karena anak menjadi susah di control dan mulai sadar dia biasa melakukan apakun tanpa bantuan dan merasa tidak harus tunduk pada lingkungan. Ciri: semakin baik dalam penggunaan organ tubuh, cerewet, bermain dengan teman sebaya dan berjenis kelamin sama, namun pada akhir masa ini anak sudah mulai bisa diatur dan siap masuk sekolah.
d.      Masa Kanak-kanak Akhir
Berlangsung sejak anak usia 6 tahun hingga organ seksualnya masak, umumnya 12-13 tahun untuk wanita dan 14-15 tahun untuk pria.
e.       Masa Pubertas
Masa pubertas ditandai dengan masaknya organ reproduksi, secara fisik sudah siap untuk beranak pinak dan mulai menyukai lawan jenis.
f.       Masa Remaja
Masa remaja dibagi menjadi 2 yaitu: masa remja awal sekitar usia 13-17 tahun, dan masa remaja akhir sekitar usia 17-18 tahun. Masalah yang sering timbul yakni, takut gemuk, ingin punya kumis atau jenggot, dan menganggap teman adalah segalanya.
g.      Masa Dewasa Awal
Masa ini berkisar antara usia 18-40 tahun, ini adalah masa pemantapan diri terhadap pola hidup baru atau keluarga.
h.      Masa Dewasa Madya
Berkisar antara 40-60 tahun, umumnya sudah memiliki kehidupan yang mapan, berkeluarga dan memiliki beberapa anak.
i.        Masa Usia Lanjut
Pada usia 60 tahun ke atas, masa dimana mensyukuri yang sudah dicapai pada masa sebelumnya, namun kondisi fisiknya sudah banyak menurun.
2.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktif
Jean Jacques Rousseau berpendapat bahwa perkembangan manusia itu mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan tahapan yang lain. Adapun tahapannya ialah:
·            Tahap 1 : dari umur 0-2 tahun (tahap asuhan)
·            Tahap 2 : dari umur 2-12 tahun (tahap pendidikan jasmani dan panca indra)
·            Tahap 3 : dari umur 12-15 tahun (tahap pendidikan akal fikiran)
·            Tahap 4 : dari umur 15-20 tahun (tahap pembentukan watak dan pendidikan agama)
3.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologi
Oswald Kroh membagi menjdi 3 tahapan pada perkembangan psikologi, yaitu:
·         Tahap 1 : mulai umur 0-3 tahun (masa kanak-kanak awal)
·         Tahap 2 : mulai umur 3-13 tahun (masa keserasian sekolah)
·         Tahap 3 : mulai usia 13-akhir masa remaja
C.          Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
a.       Bakat atau pembawaan (music, seni, agama, akal yang tajam)
b.      Sifat-sifat keturunan (fisik:hidung mancung, bentuk badan, penyakit)
c.       Dorongan dan insting
Selain itu, terdapat beberapa factor yang dapat memengaruhi perkembangan peserta didik, yakni :
1.      Faktor Internal
a.       Kondisi fisik : terjadi pada masa pembetukan sel terdapat banyak factor yang dapat memengaruhi kondisi janin selain keunikan yang sudah dimiliki orang tua.
b.      Kondisi psikis : merupakan ranah perkembangan individu yang menyangkut aspek fisik, intelektual, yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral.
2.      Factor Eksternal
a.       Lingkungan fisik : mencakup keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau kebersihan lingkungan serta keadaan rumah seperti ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian.
b.      Lingkungan non fisik : meliputi keluarga, pendidikan dan masyarakat. Seperti pola asuh, serta kasih sayang dari orang tua.
D.    Perkembangan Masa Hidup Anak
1.      Perkembangan Anak dari Segi Psikologi
Masa hidup seseorang dapat dibagi menjadi beberapa tahap perkembangan yaitu:
a.      Masa Balita, Masa Prasekolah (2-5 tahun)
Pada masa kanak-kanak, pertumbuhan yang paling mudah untuk diamati adalah pertumbuhan motoric atau gerak, pada perkembangan motoric, unsur-unsur yang berkembang ialah otot, syaraf dan otak. Motoric anak berbeda dengan motoric orang dewasa, cara anak memegang biasanya asal saja, cara berjalan anak seolah seluruh tubuhnya ikut bergerak, cara menyepak anak juga kedua tangannya maju ke depan secara berlebihan.
b.      Masa Anak Sekolah (6-12 tahun)
Anak-anak pada masa perkembangan ini harus menjalani tugas-tugas perkembangan sebagai berikut:
·         Belajar keterampilan fisik untuk permainan biasa
·         Membentuk sikap sehat tentang dirinya sendiri
·         Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
·         Belajar permainan jenis yang sesuai dengan jenisnya
·         Membentuk keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung
·         Membentuk hati nurni, nilai moral dan nilai sosial.
c.       Masa Anak Tanggung: Praremaja (10-12 tahun)
Pada masa ini anak mulai berfikir kritis, selalu menanyakan sebab dan akibat bahkan menyanggah pendapat orang lain.
E.     Kematangan dan Perkembangan Pengalaman Peserta Didik
Perkembangan yang dialami peserta didik membawa mereka kea rah kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau nilai-nilai yang mereka cari, yaitu menjelang akhirnya masa remaja dan mulainya masa dewasa. Para ahli perkembangan psikologi mengatakan bahwa pengalaman merupakan factor terpenting yang akan memengaruhi perkembangan anak. Kondisi lingkungan yang ekstrem akan berpengaruh terhadap perkembangan anak.
F.     Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik Terhadap Proses Pembelajaran
Chaplin mengartikan kematangan menjadi sebagai: (1) perkembangan, proses pencapaian kemasakan atau usia masak; (2) proses perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan atau merupakan tingkah laku khusus spesies. Menurut Zigler dan Stevenson (1993), kematangan adalah the orderly physiological changes that occur in all species over time and that appear to unfold according to a genetic blue print.
Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat ditarik implikasi pertumbuhan atau perkembangan atau kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut.
·         Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
·         Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
·         Dalam interaksi sosial, sejak lahir manusia sudah mennjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga.
·         Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik, terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
·         Setelah umur kronlogis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai bebagai kematangan intelektual, sosial, emosional serta kemampuan jasmani yang lain.
·         Kematangan sosial merupakan kiasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial terssebut.
·         Kematangan emosional meliputi kematangan sosial, dan kematangan intelektual, karena sebagian tigkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
·         Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan.
·         Pendidikn yang berkecimpung di dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
·         Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga, terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
·         Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi; hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
·         Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan disekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
·         Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan, dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
·         Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
·         Karakteristik umum pertumbuhan atau perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktifitas berkelompok.
1.      Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Bagi anak usia sekolah dasar, perkembangan, kematangan dan pertumbuhan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu:
a.      Perkembangan Intelektual
Pada usia dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual kognitif seperti membaca menulis dan berhitung.
b.      Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi manusia dengan orang lain, anak usia sekolah dasar kemampuan bahasanya semakin berkembang sehingga dengan perkataan itu anak menjadi matang.
c.       Perkembangan sosial
Pada usia ini, anak sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat bekerja dalam kelompok.
d.      Perkembangan Emosi
Kemampuan anak dalam mengontrol emosi didapatkan melalui pelatihan dan peniruan, anak selalu meniru orang tuanya dan gurunya, jadi kita sebagai guru haruslah menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.

e.       Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Paada usia sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya
f.       Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indicator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
·         Penghayatan rohani semakin mendalam.
·         Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya.
g.      Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang semakin matang, maka perkembangan motoric anak sudah terkoordinasi dengan baik. Sesuai dengan perkembangan fisik (motoric), maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan:
·         Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar
·         Keterampilan dalam mempergunakan alat-alat olah raga
·         Gerakan untuk meloncat, berlari, berenang dan sebagainya
·         Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan kedisiplinan.

Dapus : Hosnan, M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia

3 komentar: