KONFLIK DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan adalah hal terpenting
dalam kehidupan seseorang, melalui pendidikan seseorang dapat dipandang
terhomat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai dengan
norma-norma yang berlaku. Dalam pendidikan, peserta didik dikembangkan potensi
dirinya, kecerdasannya, pengendalian dirinya, dan keterampilan untuk membuat
dirinya berguna dalam masyarakat juga sebagai motivasi agar seseorang menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Pendidikan bukan berarti hanya sekolah saja,
namun pendidikan juga dapat dimulai sejak bayi dalam kandungan, seperti yang
banyak orang lakukan yaitu dengan mendengarkan musik, membaca untuk sang bayi
dan mengajaknya bercakap-cakap. Inti dari pendidikan adalah untuk
memperkenalkan beragam kekhawatiran dalam masyarakat yang berkaitan dengan
persiapan untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.
Pendidikan dan pembelajaran berbeda,
pendidikan menitikberatkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian
sedangkan pembelajaran adalah proses transfer ilmu yang dapat membuat seseorang
dari yang tidak bisa menjadi bisa dari yang tidak paham menjadi paham. Pertama
saya akan membahas mengenai peran nilai-nilai dalam suatu sistem pendidikan,
bagaimana pertentangan dapat diatasi dalam pendidikan dan manfaat pendidikan
itu sendiri.
Nilai adalah bagian penting dalam
kehidupan seseorang yang dapat membuat kehidupannya bermakna dan bermanfaat,
misalnya seperti persahabatan, kehidupan dalam berkeluarga, cinta dan negara,
itu semua merupakan nilai-nilai kita yang dapat membuat kehidupan kita
bermanfaat dan bermakna. Mengapa persahabat, kehidupan keluarga, dan cinta merupakan nilai? Karena persahabatan,
kehidupan keluarga dan cinta akan membentuk masyarakat yang peduli terhadap
sesama sehingga dapat meningkatkan nilai sosial. Nilai yang terdapat dalam
sebuah kelompok masyarakat dapat berbeda dengan nilai yang terdapat dalam
kelompok lain, contohnya adalah agama. Semua orang memiliki hak untuk memilih
dan memiliki agama yang mereka percayai benar dan dapat membuat hidup mereka
bahagia, saat ini agama merupakan bagian dari identitas diri mereka yang dapat
membuat orang lain mengenali siapakah mereka. Jadi seseorang tidak dapat
memaksakan kehendak orang lain untuk memilih agama dan seseorang tidak boleh menyerahkan
niali-nilai yang sudah menjadi bagian hidup mereka selama ini kepada orang lain
karena hal tersebut dapat membuat seseorang berada dalam situasi yang
bertentangan dengan hatinya.
Agama tidak dapat dipaksakan,
kalaupun sejak seseorang dilahirkan mereka sudah memiliki agama yang diturunkan
oleh orang tuanya, mereka memiliki hak dan kesempatan untuk dapat berpindah
agama atau bahkan memutuskan untuk tidak memeluk salah satu dari beberapa agama
tersebut. Ateis contohnya, ateis adalah sebutan bagi seseorang yang tidak
memiliki agama, namun bukan berarti mereka tidak memiliki pendirian dalam
hidupnya melainkan pada situasi ini mereka sedang berada dalam posisi dimana
mereka tidak mempercayai adanya agama, seorang ateis selalu berusaha untuk
mencari hal yang dianggapnya paling benar dalam kehidupan ini, sebagian dari
mereka sudah mempelajari seluaruh agama hanya saja mereka belum mendapat
hidayah untuk memilih salah satu dari agama tersebut. Dalam perbedaan ini
mereka mencoba untuk menghargai satu sama lain, mencoba untuk menemukan
kesamaan dan berfikir untuk menjaga dan melaksanakan hal yang pribadi tanpa
perlu menjadi bagian dari kebijakan publik.
Sebenarnya seluruh agama adalah
benar, hanya saja zamannya yang sudah berbeda. Seluruh agama mengajarkan hal
yang sama yakni harus berbuat baik terhadap sesama, tidak boleh melakukan
kekerasan, berzinah, maksiat dan hal buruk lainnya. Terdapat beberapa masalah
dalam kebijakan pendidikan diantaranya: masyarakat yang tidak memiliki agama
menginginkan adanya sekolah khusus untuk
mereka yang tidak memiliki agama (ateis), begitu juga mereka yang memiliki
agama mereka menginginkan sekolah khusus untuk mereka yang beragama islam,
kristen, hindu, budha, konghuchu. Permasalahan tersebut hanya dapat ditangani
dengan cara memahami bahwa peran utama dalam pendidikan adalah nilai.
Salah satu solusi untuk
menyelesaikan permasalahan ini adalah pemerintah (liberal) membuat keputusan
bahwa satu-satunya sekolah yang didukung oleh negara hanyalah sekolah sekuler
(non-religius), karena sekolah-sekolah agama bertentangan dengan tujuan dari
kurikulum seklah. Jadi sekolah haruslah terbuka untuk semua dan tujuan
pendidikan harus otonomi pusat.
Jika ingin diadakan pendidikan
khusus untuk memperdalam ilmu agama, itu dapat dilaksanakan diluar sekolah,
yaitu di rumah maupun di tempat ibadah masing-masing. Karena pendidikan agama
sangatlah perlu untuk menanamkan nilai-nilai agama pada diri seseorang, membuat
seseorang lebih dekat dengan Tuhannya, dll.
Konsep
pendidikan mengacu pada ativitas persiapan manusia untuk hidup, dan merancang
arah kehidupan mereka. Terdapat 3 aspek untuk menghadapi kehidupan, yaitu:
kebebasan, sipil, dan pendidikan kejuruan. Kebebasan adalah aspek kehidupan
yang menyangkut persiapan seseorang sebagai pribadi yang mampu merekayasa
kehidupan, meghargai budaya sebuah komunitas dan membuat pilihan mengenai arah
mana yang mereka prediksi dapat membuat kehidupan mereka maju. Aspek sipil
melibatkan seseorang sebagai warga negara dalam masyarakat. Dan aspek kejuruan
melibatkan seseorang sebagai agen dari aktivitas ekonomi.
Kita
harus menyadari bahwa individu merupakan bagian dari kelompok sehingga dalam
membuat keputusan yang berhubungan dengan orang lain haruslah dibicarakan
terlebih dahulu. Sebagai contoh, seorang ibu yang sedang bingung memilihkan
sekolah untuk anaknya, apakah akan memilih sekolah kejuruan (SMK) ataukah
sekolah umum? Seharusnya ibu mendiskusikan hal tersebut dengan anaknya dan
memberikan kebebasan kepada anaknya untuk memilih pendidikan mana yang mereka
inginkan.
Pendidikan
tidak hanya untuk mengembangkan warga negaranya saja tetapi juga untuk
pembangunan. Oleh sebab itu diadakanlah wajib belajar, karena suatu negara
dapat maju apabila negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang
berpendidikan sehingga mereka dapat berkontribusi untuk menciptakan sesuatu
atau berbuat sesuatu yang dapat memajukan negaranya tersebut. Tujuan dari
pendidikan sangatlah berhbungan dengan tujuan ekonomi, mengapa demikian?
Karena, tujuan dari ekonomi itu adalah untuk menyediakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat dan mendapatkan keuntungan dari bisnis tersebut. Lapangan
pekerjaan hanya akan diberikan pada orang yang berpendidikan dan memiliki
kinerja yang baik, oleh sebab itu seseorang haruslah berpendidikan jika ingin
mendapatkan pekerjaan. Pendidikan kejuruan contohnya, pendidikan tersebut
menciptakan sumber daya manusia yang siap untuk bekerja namun bukanlah
pekerjaan dengan jabatan tinggi. Seseorang yang menginginkan pekerjaan dengan
jabatan tinggi haruslah berpendidikan tinggi pula karena semakin tinggi
pendidikan mereka maka semakin banyaklah ilmu yang mereka miliki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar